Kalau  kamu jalan-jalan ke situs kesehatan atau membaca email emakmu sebelum  di delete, kamu mungkin dikasih tahu untuk minum setidaknya delapan  gelas sehari, walaupun kamu gak haus. Alasannya untuk kesehatan. Versi  lain dari perintah minum air putih ini menyuruh anda minum sebelum atau  saat makan, alasannya untuk mengurangi kalori.
Seperti yang dikatakan nalar  anda, ini adalah mitos. Scientific American melaporkan kalau mitos ini  berasal dari kesalahpahaman dalam memahami studi tahun 1945 yang  menyarankan jumlah air untuk diminum oleh rata-rata individu. Apa yang  dipahami studi tersebut adalah orang harus mengkonsumsi satu mililiter  air (seperlima sendok teh) untuk satu kalori makanan. Matematikanya  sederhana, 1900 kalori sehari berarti 1900 mililiter air. 
Tapi, kesalahannya terletak pada  air yang dimaksud. Orang awam, dan bahkan ahli gizi, menyangka air yang  dimaksud adalah air putih. Tidak, bukan air putih, tapi air. Makanan  yang kita makan sudah mengandung air, seperti jeruk, kopi, susu, ketimun  dsb. Peninjauan ulang hasil penelitian ini tahun 2004 mengatakan kalau  rasa haus sudah cukup menjadi pertanda kalau tubuh kita membutuhkan air.
Minum Air Putih saat Makan?
Dr. Barbara Rolls, Ketua bidang  Nutrisi di Penn State mengatakan “Kami tidak yakin dari mana ide meminum  air sebelum atau saat makan dapat menurunkan rasa lapar. Ia sangat  populer tahun 60an dan masih jadi keyakinan umum hingga sekarang.  Penelitian kami menunjukkan kalau minum air putih ketika makan tidak  efektif untuk mengurangi kalori. Hanya memakan makanan yang kaya air  yang dapat mengurangi asupan kalori.”
Karena minum kopi?
Gagasan kalau orang harus minum  air karena efek diuretik dari minuman berkafein seperti kopi, teh dan  soda sesungguhnya menghasilkan berkurangnya cairan sebenarnya salah.  Orang yang minum ketiga jenis minuman berkafein ini mempertahankan dua  pertiga jumlah cairan yang diminum dan yang meminumnya secara teratur  mampu menyimpan lebih banyak lagi. Studi Ann Grandjean menemukan kalau  tidak ada kehilangan cairan pada orang yang minum kopi, teh atau soda  sama sekali. Hal yang sama juga terjadi pada jus dan susu. Satu gelas  susu, jus, kopi, teh atau soda sama saja dengan segelas air putih. Yang  menyebabkan dehidrasi hanyalah minuman yang mengandung alkohol dan  itupun baru terjadi setelah minum lebih dari satu gelas.
Untuk menjaga kesehatan?
Menurut Heinz Valtin, Profesor  fisiologi dari Sekolah Medis Darthmouth, orang yang sehat tidak perlu  minum delapan gelas sehari. Hanya orang yang punya masalah kesehatan  saja yang perlu minum banyak air seperti batu ginjal atau kecenderungan  mengalami infeksi saluran kemih. Heinz Valtin sudah melakukan penelitian  ekstensif pada tahun 2002 untuk menguji mitos minum delapan gelas  sehari dan kesimpulannya: tidak ada bukti ilmiah mendukung pendapat  kalau individu yang sehat perlu meminum air yang besar. Studi lain tahun  2008 dilakukan oleh Stanley Goldfarb pada Journal of the American  Society of Nephrology. Hasilnya sama: tidak ada bukti nyata meminum air  meningkatkan komposisi air di tubuh.
Baik Rolls maupun Valtin  menantang gagasan memasukkan air dalam pola makan yang sehat. Mereka  menemukan kalau tubuh memang memerlukan air untuk bekerja dengan baik  dan dehidrasi menyakiti tubuh. Walau begitu, mereka keberatan kalau  konsumsi air putih dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Ini terlalu  konyol dan meremehkan kedokteran modern. Air tidak sebegitu hebatnya  walaupun tubuh anda terdiri dari sekian persen air (ingat iklan).
Karena tubuh kita terdiri dari sekian persen air?
Kebutuhan air manusia tergantung  pada banyak faktor seperti suhu, tingkat aktivitas tubuh dan faktor  lainnya. Valtin bahkan mengatakan kalau dalam beberapa situasi, minum  air terlalu banyak justru berbahaya.
Kesimpulan
* sumber : http://asaborneo.blogspot.com/2011/04/minum-8-gelas-air-sehari-ternyata-hanya.html *

No comments:
Post a Comment