Monday, May 30, 2011

Budidaya Lele (Clarias sp)




I. Pendahuluan.
Usaha budidaya lele pada dasarnya adalah merupakan usaha budidaya yang mudah dan tidak banyak membutuhkan kadar oksigen tinggi. Lele juga merupakan jenis ikan yang sangat banyak digemari karena murah dan rasanya yang lezat, dagingnya empuk, durinya teratur, sehingga begitu banyak ragam orang membuat macam-macam olahan lele seperti lele asap, pecel lele, kerupuk kulit lele, abon lele dan banyak lagi jenis olahan yang bahan bakunya dari lele. Jenis ikan lele masuk ke Indonesia pada tahun 1984/1985, mayoritas masyarakat Indonesia sangat antusias untuk budidaya jenis ikan ini, disamping karena pertumbuhannya yang cepat juga tidak terlalu sulit untuk di budidaya.
II. Pembenihan Lele.  
Adalah budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele. III. Sistem Budidaya.
Terdapat 3 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :  
1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.  
2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk.  
3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi). Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele. IV. Tahap Proses Budidaya.
A. Pembuatan Kolam.  
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
- Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
- Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
- Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.
- Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya. B. Pemilihan Induk
Induk jantan mempunyai tanda : - tulang kepala berbentuk pipih - warna lebih gelap - gerakannya lebih lincah - perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung - alat kelaminnya berbentuk runcing.
Induk betina bertanda : - tulang kepala berbentuk cembung - warna badan lebih cerah - gerakan lamban - perut mengembang lebih besar daripada punggung
- alat kelamin berbentuk bulat. C. Persiapan Lahan.
Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
  • Pengeringan    : Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit. 
  • Pengapuran   : Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan. 
  • Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organic, sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.
- Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari                              untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.
Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah : - Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya. - Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air dapat langsung penuh dan segera   diberi perlakuan TON dengan dosis sama
D. Pemijahan.  
Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.
Teknik pembenihan lele terbagi ke dalam 3 teknik pemijahan diantaranya:     * Teknik pemijahan secara alami     * Teknik pemijahan semi alami     * Teknik pemijahan secara buatan  
a.    Teknik Pemijahan alami
Pada teknik pemijahan ini, induk betina yang telurnya sudah terlihat matang akan ditandai dengan perutnya yang buncit. Biasanya lele betina mempunyai berat diatas 1kg lebih dan berusia diatas 1 tahun. Sedangkan untuk jantan biasanya menggunakan minimal yang setara berat dan besarnya dengan betina. Lebih bagus lagi kalau jantan lebih besar sedikit dari betina. Untuk perbandingan pemijahan 1:1 ( Jantan 1 betina 1) dalam satu media pemijahan. Media yang kita sediakan:     * Bak beton atau bak terpal yang berukuran 1x2x1 m atau disesuaikan dengan lahan yang ada     * Disediakan kakaban Injuk/serutan tali rapia
    Masukan induk jantan dan betina kedalam bak yang telah terisi air dengan ketingian 20-25cm, biasanya waktu pemijahan pada malam hari. Setelah kakaban terisi penuh dengan telur, angkat indukan atau angkat kakaban ke bak penetesan. Biasanya telur menetes setelah 12 jam.
b.    Teknik Pemijahan Semi alami  
Untuk pemijahan semi alami hanya sedikit perbedaan yang harus diperhatikan, yaitu dalam hal pemberian rangsangan dengan penyuntikan obat perangsang ovaprim pada betina dengan dosis 0,2 ml/kg bobot tubuh ikan atau hipofisa ikan lele, juga penyuntikan setengah dosis pada jantan. Adapun mengenai persiapan bak dan kakaban sama persis dengan pemijahan alami.
c.    Teknik Pemijahan buatan  
Pemijahan secara buatan dilakukan cara stripping dengan terlebih dahulu diberi suntik perangsang menggunakan ovaprim atau hipofisa. Setelah 11-12 jam ikan lele siap dikeluarkan telurnya, setelah itu kita siapkan larutan sperma jantan yang dicampur dengan larutan NaCI 0,9%. Urut perut betina sampai telur keluar dari perut betina habis, lalu aduk telur dengan cairan sperma yang telah dicampur dengan NaCI. setelah diaduk rata kemudian cuci dengan air bersih dan tebar telur di media aquarium atau hapa penetesan. 
E. Pemindahan.  
Cara pemindahan : - kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm. - siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di sarang. - samakan suhu pada kedua kolam - pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring. - pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari, karena   masih rentan terhadap tingginya suhu air.
F. Pendederan.  
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 - 7 cm, 7 - 9 cm dan 9 - 12 cm dengan harga berbeda. Dalam budidaya lele pembesaran biasa ukuran lele masa tebar adalah kisaran 7-8cm dengan lama pemanenan 40-45 hari dengan standar ukuran panen 12-15 cm melalui proses seleksi ukuran. Setelah panen ukuran 12-15 cm maka budidaya dilanjutkan dengan pembesaran kedua pembesaran dengan masa panen 25-30 hari dengan ukuran masa panen 1kg isi 7-10 ekor per kilo gram. Pada masa tebar calon pembesaran untuk padat tebar benih 150-200 ekor/M2.
Pada fase ini pembudidaya bisa menggunakan kolam tanah, bak terpal, bak beton ataupun aquarium. Pendederan menggunakan media kolam haruslah didahului dengan adanya persiapan kolam yaitu kolam harus melalui pemupukan dan pengapuran dengan dosis untuk pupuk kandang 250gram/M2 dan kapur 50sd100gram / M2. Dengan ketinggian air 30-35cm.kolam yang telah melalui pemupukan dan pengapuran diendapkan selama 4-7hari dan larva siap ditebar.
Sedangkan untuk media yang menggunakan bak terpal ataupun bak beton untuk persiapan kolam haruslah menggunakan pupuk probiotik atau pupuk buatan dengan menggunakan ragi dan dedek. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.
V. Manajemen Pakan.  
Untuk pemberian pakan pada lele tidak jauh beda dengan pemberian pakan pada ikan-ikan lain yaitu untuk penggunaan pelet haruslah disesuaikan dengan usia dan besaran mulut lele itu sendiri. Sebagai contoh, bila lele berukuran panjang 7-8 cm, maka pakan yang diberikan haruslah pelet butiran apung berukuran 3mm. Kita sebagi pembudidaya haruslah pandai mencari atau membuat pakan alternatif yang nantinya bisa membantu terhadap penekanan pembiayaan pakan, salah satu pakan alternatif yang bisa didapat diantaranya: bangkai ayam, telur ayam yang tidak jadi netas, ikan asin BS atau tidak terpakai, belatung kotoran ayam, sosis BS, roti BS, sisa makanan dari restoran dan lain-lain.
Pakan anakan lele berupa : - pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur   di bawah 3 - 4 hari. - Pakan buatan untuk umur diatas 3 - 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya. - Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal. VI. Manajemen Air.  
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik : - air harus bersih - berwarna hijau cerah - kecerahan/transparansi sedang (30 - 40 cm). Ukuran kualitas air secara kimia : - bebas senyawa beracun seperti amoniak - mempunyai suhu optimal (22 - 26 0C). Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2. VI. Manajemen Kesehatan.  
Kesehatan ikan lele sangatlah menentukan terhadap keberhasilan budidaya, untuk itu kita sebagai pembudidaya haruslah tekun mengamati respon makan dan gerakan ikan. Bila terjadi kelainan haruslah segera tanggap dengan solusi penggobatan yang tepat. Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit, terutama disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek.
Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan POC NASA sangat besar.
Namun apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.
Bila lele terkena whitespot, upaya yang bisa kita lakukan adalah dengan penebaran garam atau menaikan suhu air dengan cara menghindarkan kolm dari  air yang masuk atau dengan penambahan pupuk kandang supaya plangton yang tumbuh bisa membantu terhadap kenaikan suhu.
Jenis penyakit lain yang biasa terjadi pada lele diantaranya Trichodina sp ditandai kumis kriting pada lele pengendaliannya dengan Metheline Blue+Nacl atau garam 500-1000 ppm Untuk lebih tepatnya bila kita melakukan budidaya, pencegahan penyakitlah yang paling efektif dan efisien dibanding kita mengobati seperti halnya penggunaan pemberian vitamin C yang telah tercampur dengan pelet atau penggunaan bawang putih yang juga telah tercampur dengan pelet.
Rahasia Pemasaran Lele, Bisnis Sepele, Untung Gede 
Kondisi pasar ikan lele memang cenderung lebih tidak stabil bila dibanding dengan kondisi pasar ikan jenis lain. “Kadang-kadang harganya naik sangat tinggi, Tapi kadang-kadang pula merosot,” ungkap Sueb. “Pokoknya jangan jual lele pada bulan-bulan yang tidak ada huruf “R”nya (Mei, Juni, Juli, dan Agustus),”sahut Vian memaparkan pengalamannya. Sebab. Pada kisaran bulan itu banyak petani lele yang mengobral lelenya dengan harga murah. Alasannya, mereka sangat butuh biaya untuk keperluan sekolah anak-anak mereka. Harga jual ikan lele akan mencapai puncak termahal pada bulan Januari. Sebab, pada waktu itu pasokan ikan lele cenderung berkurang. Hal itu disebabkan karena pada bulan itu pembibitan lele banyak yang gagal. Banyak telur yang gagal menetas lantaran pengaruh musim hujan. Menurut pengalaman Vian, air hujan bisa menurunkan derajan keasaman (pH) air kolam.
Jika Anda memiliki jumlah kolam lebih dari satu, Maka periode panen bisa dirancang bergantian. Berkat cara seperti ini, periode panen bisa menjadi lebih cepat dari 50 hari.  
Budidaya lele tidak direpotkan dengan masalah air. Daya tahan ikan lele sangat baik “Asal air selalu penuh dan cukup pangan, itu sudah beres,”jelas Sueb di dalam saung tempat menjaga kolam lele. Supaya bisa untung, ikan yang dipelihara minimal harus berjumlah 10.000 ekor. Jumlah ikan sebanyak itu butuh pakan sebanyak 35 karung. Stok pakan sebanyak itu dipakai dalam satu kali periode usaha. Setiap karung berisi pakan seberat 30 kg. Harga pakan perkarung adalah Rp 160.000.
Masalah pakan bisa diatasi dengan oplosan pakan yang berasal dari jerohan ayam. Harganya Cuma Rp 1500/ kg. Satu kwintal jerohan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan lele selama 1 – 1,5 hari. Satu kolam butuh 2 karung pelet setiap hari. Pemberian pakan dilakukan 2 kali dalam sehari. Jadi, satu karung pelet digunakan untuk sekali pemberian pakan. Berkat menu tambahan, ukuran ikan bisa semakin besar. “Kalau biasanya ikan sekilo ada 7 ekor, setelah diberi pakan tambahan berat ikan sekilo cima 6 ekor. Keuntungan lain yaitu bisa lebih irit biaya Rp 510.000 setiap bulan.
Prosentase kematian ikan lele biasanya mencapai 10%. Kondisi seperti itu umumnya terjadi sehabis ikan lele dilepas ke dalam kolam. Terutama ketika cuaca sedang panas. Setiap kolam bisa menghasilkan lele seberat 7 – 8 kuintal.
Kedalaman kolam lele minimal 1 m. Air yang terlalu dangkal menyebabkan ukuran lele menjadi terlalu pendek. Sebab ikan menjadi kurang gerak. Jumlah bibit yang ditaburkan 50.000 ekor dalam setiap kolam. Bibit lele itu masih seukuran rokok. Satu bulan setelah dilepas, ikan lantas disortasi. Ikan yang sudah sebesar batu baterai dipindah kolam yang lain. Tujuannya supaya ukuran ikan seragam. Sebab jika tidak disortir, ikan yang ukurannya lebih kecil akan dimangsa oleh lele yang berbadan lebih gede. Biasanya setelah disortir ikan tinggal 12.000 ekor. Atau sekitar 3 kwintal.
Sebaiknya lele yang masih umur 1 hari, setelah di taruh di kolam dengan ukuran panjang 7cm lele nya cukup kita beri pakan 781-1. kira kira 1 sak habis dalam sebulan atau 30 hari dengan memberikan 2x makan dalam sehari. jangan terlalu sering atau over dalam memberi pakan. Lele juga membutuhkan sentrat yang menunjang agar lele cepat besar. Mumpung masih balita lele harus kita suplay dengan gizi yang bagus. Sebaiknya dalam pakannya, 1 kali seminggu harus di kasih obat pencegah penyakit, seperti, jamur, herpes pada ikan, insang berdarah, kumis ikan lele kriting, buntut ikan lele kriting, atau bahkan kulit ikan lele mengelupas sampai daging dalam, kelihatan (mlonyoh <jawa.>), dan lain lain.Jangan meremehkan penyakit ikan. karena virus dan bakteri pada ikan dapat berselancar dengan bebas di air dan bisa menyerang manusia juga. Untuk menghindari itu beli vaksin di toko ikan yang bisa di campur di pakan atau di air. Lebih baik yang dicampur di pakan, karena lebih cepat bekerja pada ikan. Setelah 1 sak 781-1 habis dalam sebulan dengan 2x pakan setiap hari. Selanjutnya diteruskan dengan pakan ikan 781 karena apa. setelah 1 sak 781-1 habis. biasanya ikan sudah agak besar dengan umur 30 hari. Lele yang sudah agak besar kemudian diberi pakan yang agak murah. Bahan
1. katul 2. air mendidih 3. telor (telor ayam, lebih bagus telor bebek) 4. plastik 5. tali Cara Membuatnya   Air dimasak hingga mendidih dan dituangkan ke balam katul yang telah di taruh di wadah. Aduk sampai rata, tapi airnya jangan terlalu banyak cukup agak kemamel atau (basah enggak kering enggak). Diamkan sampai agak dingin. Setelah itu campur dengan 1 butir telur, agar baunya amis menyengat, dan yang terlebih terpenting telur banyak mengandung protein, bagus buat pertumbuhan lele aga cepat besar. Bisa juga ditambahkan minyak ikan. paling harga perbotolnya 12.000. beli di toko pakan ikan ada. bisa buat 1 bulan. Perbandingannya 3:1; dengan katul 3 kg dan telur 1 butir dan minyak ikan 1 sendok makan. Jika semuanya sudah tercampur dengan baik, simpan pakan ini pada beberapa kantong plastik, ditutup dan gantungkan di atas kolam ikan.dengan tali yang bisa kawan kawan ikatkan pada apa aja, initinya biar pakan bisa mengambang. dan lubangi plastiknya. Lele akan sangat lahap menyantapnya. Lakukan secara rutin 2x sehari pagi dan sore. insyaallah ikan lele panen dalam 50 hari dengan minimal berat 8 ekor lele untuk 1 kilonya
_sumber :http://smart-pustaka.blogspot.com/search/label/Peternakan_ 

No comments:

Post a Comment