
Pendahuluan
Tak  ada yang tahu sejak kapan kelinci mulai diternakkan. Konon, di Afrika  beberapa abad yang lalu disebut sebagai yang pertama kali dimulainya  pemanfaatan kelinci sebagai hewan peliharaan. Kemudian terus berkembang  ke kawasan Mediterania sekitar 1.000 tahun yang lalu. 
Dari  hasil peternakan di Mediterania itulah kelinci kemudian mulai menyebar  ke daratan Eropa. Kemudian setelah bangsa Eropa memutuskan bermigrasi ke  berbagai benua baru yang ditemukan, maka hewan kelinci turut menyebar  ke berbagai pelosok dunia. Termasuk di dalamnya penyebaran ke Benua  Amerika, Australia dan Asia.
Di  Indonesia sendiri khususnya di Jawa, kelinci konon dibawa oleh  orang-orang Belanda sebagai ternak hias mulai sekitar tahun 1835.  Keberadaan kelinci di Indonesia sempat tidak jelas sejak kedatangan  Jepang tahun 1942. Kemudian berlanjut dengan zaman revolusi kemerdekaan  sampai tahun 1950-an. 
Catatan  yang ada hanya menjelaskan tentang keberadaan kelinci yang tidak punah  pada zaman itu karena ternyata banyak dikembangbiakkan oleh para  peternak di daerah pegunungan yang relatif aman dari pertempuran.
Selanjutnya  baru pada tahun 1980-an pemeliharaan kelinci sebagai sumber daging  mulai digalakkan pemerintah dengan tujuan pemenuhan peningkatan gizi  masyarakat. Namun pola pengembangan tersebut tidaklah berjalan mulus.  Hal tersebut terjadi karena hanya sebagian kecil peternak kelinci yang  bertujuan untuk berdagang dan sisanya hanya untuk kesenangan saja.
Sebenarnya  kelinci-kelinci sendiri terdiri dari berbagai macam ras dan jenisnya.  Ada ras Alaska yang berasal dari Jerman. Kemudian ras Angora yang  sebenarnya berasal-usul kurang jelas. Menurut ceritanya, ras Angora ini  pertama kali ditemukan oleh pelaut Inggris yang kemudian membawanya ke  wilayah Prancis sekitar tahun 1723.
Jenis  ras yang lain adalah American Chincilla yang kemudian dibedakan lagi  atas tiga tipe, yaitu tipe standar, besar dan giant alias raksasa.  Khusus untuk yang bertipe giant ini bila dewasa bisa berbobot mencapai  6-7 kg.
Sedangkan  jenis ras Champagne d’ Argent, yang asli berasal dari Prancis,  mempunyai ciri-ciri bulunya berwarna putih perak. Atau jenis ras yang  lain seperti Carolina yang merupakan persilangan antara kelinci spesies  New Zealand white dan New Zealand red. Ras Caroline ini sangat terkenal  di Eropa sebagai kelinci penghasil daging.
Ada  lagi jenis ras Dutch yang terkenal di seluruh dunia sebagai jenis  kelinci peliharaan. Warna bulunya khas, kerena mempunyai bulu melingkar  seperti pelana berwarna putih dari pinggang terus ke leher sampai ke  kaki bagian depan. Sebenarnya banyak lagi jenis ras kelinci yang lain,  seperti ras Himalayan, Flemish giant, Havana, Lop yang berciri khas  mempunyai kuping yang terkulai ke bawah, Polish, Rex, Satin, Silver,  Simonoire, Siamese Sable dan banyak lagi yang lain lengkap dengan ciri  khas masing-masing.
Di  Indonesia sendiri sebenarnya ada jenis kelinci lokal tersendiri. Tapi  dimungkinkan jenis kelinci lokal yang ada di Indonesia adalah jenis  kelinci berketurunan ras Dutch. Ras ini dikenal sebagai ras asli dari  Negeri Belanda, jadi mungkin saja dahulu orang-orang Belanda yang  bermigrasi ke Indonesia sempat membawa kelinci ini dari kampung  halamannya dan mengembangbiakkannya di sini.
Ras  kelinci Dutch ini punya ciri bentuk tubuh yang kerdil, sehingga lazim  disebut kelinci mini, merupakan kelinci terkecil di dunia. Biasanya  jenis ini dipelihara hanya untuk hiasan dan cocok untuk mainan  anak-anak. Dengan bentuk tubuh pendek, kepala agak bulat, bentuk telinga  tegak dan mempunyai panjang hanya sekitar lima sentimeter. Biasanya  kelinci ini berbulu sangat bagus dan berwarna putih. Sedangkan ciri  lainnya mempunyai mata berwarna merah.
Potensi Kelinci
Potensi  kelinci sebenarnya masih sangat memungkinkan untuk dikembangkan. Bukan  hanya sebagai penghasil daging, melainkan juga sebagai penghasil bulu,  fur (kulit dan bulu) atau sebagai ternak hias. 
Sebelumnya,  bulu untuk pembuatan jaket dan aksesorinya di negara-negara beriklim  dingin umumnya menggunakan kulit beruang hasil buruan. Dengan santernya  kritik tersebut para produsen jaket kulit lantas berusaha melirik bahan  baku lain. Dan kelinci dianggap sebagai salah satu ternak yang bisa  menggantikan kebutuhan bulu untuk jaket.
Ada  baiknya tujuan pemeliharaan kelinci digunakan untuk diambil kulit  bulunya dan bukan dagingnya. Beternak kelinci Rex atau Angora bisa  mengahasilkan daging seberat 1,5 kg/ekor. Harga daging kelinci bisa  mencapai US$ 1 hingga US$ 1,5 per kilogramnya di AS. Tapi nilai daging  tersebut sangat kecil dibandingkan harga kulit kelinci yang bisa laku  sampai US$ 8 – 15 perlembar. Setelah disamak harga kulit bulu kelinci  bisa mencapai US$ 18 perlembarnya.
Kulit  bulu kelinci bisa dipakai sebagai bahan pakaian berbulu, jaket,  selendang, tas, dompet, boneka. Satu mantel eksklusif terbuat dari 20-30  lembar kulit kelinci harganya bisa mencapai US$ 3.000. Pasar kulit bulu  ini mencakup daratan Eropa, Rusia, Amerika dan Asia Utara. Produsen  kulit bulu kelinci antara lain Hong Kong, Taiwan, Jepang dan Korea  Selatan.
Tapi  kenyataan yang ada sekarang, potensi tersebut belumlah didayagunakan  secara maksimal. Banyak peminat pemelihara kelinci hanya memanfaatkan  kelinci sebagai bahan penghibur saja. Padahal bila mau diseriuskan bukan  tidak mungkin bisa menjadi sumber penghasilan juga adanya. 
Ternak Kelinci
Yang  perlu diperhatikan dalam usaha ternak kelinci adalah persiapan lokasi  yang sesuai, pembuatan kandang, penyediaan bibit dan penyediaan pakan.
1. Penyiapan Sarana dan Perlengkapan
Fungsi  kandang sebagai tempat berkembangbiak dengan suhu ideal 21° C,  sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi  ternak dari predator. Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan  menjadi kandang induk. 
Untuk  induk/kelinci dewasa atau induk dan anak-anaknya, kandang jantan,  khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar dan Kandang anak lepas  sapih. Untuk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan  antara jantan dan betina. Kandang berukuran 200 x 70 x 70 cm tinggi alas  50 cm cukup untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak  beranak) ukuran 50 x 30 x 45 cm. 
Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi:
- Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam ruangan dan cocok untuk kelinci muda.
 - Kandang sistem ranch, dilengkapi dengan halaman pengumbaran.
 - Kandang battery, mirip sangkar berderet dimana satu sangkar untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid).
 - Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat pakan dan minum yang tahan pecah dan mudah dibersihkan.
 
2. Pembibitan
Ciri-ciri kelinci yang Sehat dan Baik 
Sebelum  memutuskan untuk memelihara kelinci, ada baiknya kita mengetahui dahulu  bagaimana kiat-kiat memilih kelinci yang baik. Bagaimana cara membuat  dan mengurus kandang serta bagaimana cara memilih makanannya.
Memilih  bibit kelinci yang baik sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Biasanya  kelinci yang sehat memiliki sifat yang lincah dan aktif, gerakannya  energik dan memiliki nafsu makan yang tinggi. Secara umum biasanya bibit  kelinci yang baik memiliki ciri-ciri fisik sebagai berikut; pertama  memiliki kepala yang sesuai dengan ukuran badan.
Kelinci  yang baik bila bertubuh panjang membutuhkan tipe kepala yang panjang  pula. Kelinci berbadan besar dan lebar membutuhkan kepala yang besar  juga dan begitu pula jenis kelinci bertubuh kecil yang baik adalah yang  memiliki jenis kepala kecil juga.
Tipe  kepala yang seimbang dan kompak sangat sesuai untuk hampir semua tipe  ras kelinci, seperti Dutch, Havana, Standard Chincilla, Lilac dan ras  kelinci lainnya.
Kelinci  yang sehat juga biasanya bermata bulat bercahaya, selaput matanya  bersih, mempunyai pandangan yang cerah dan jernih. Bila pandangan  matanya layu dan kurang jernih, itu menandakan kelinci tersebut sedang  sakit atau kurang baik kondisi fisiknya.
Lihat  juga bagian hidung, moncong dan mulutnya apakah dalam keadaan bersih.  Kelinci yang hidungnya basah dan lembab kemungkinan terserang pilek.
Selain  bentukan kepala dan wajah bibit kelinci yang baik juga haruslah berkaki  normal. Cirinya kuat, kokoh dan berkuku pendek. Lebih baik bila kakinya  tidak bengkok atau cacat. Kaki yang cacat berbentuk seperi huruf O atau  X, sedangkan kaki yang baik cirinya lurus dan sempurna.
Ciri  lainnya adalah berbadan bulat, berdada lebar, padat dan singset.  Kondisi seperti ini menunjukkan keadaan fisik yang prima dan bertenaga  kuat. Bentuk badan yang kuat juga mencerminkan jumlah daging yang  banyak. 
Sedangkan  tambahan referensi lain tentang kelinci yang sehat adalah biasanya  berkulit licin dan tidak berasa benjol-benjol bila diraba. Berbulu  bersih, licin, halus, mengkilat dan rata. Berdubur bersih, kering dan  tidak terdapat tanda-tanda kotoran bekas mencret.
Juga  lihat ekornya. Bila terlihat ekornya kecil, tumbuh lurus ke atas dan  tampak menempel ke punggung serta bentuknya tidak miring atau rebah ke  samping/terpuntir berarti memang benar kelinci itu bagus adanya. Dan  sebaliknya bila ekor tidak lurus ke atas berarti kelinci tersebut cacat.
Bila  sudah memahami ciri-ciri kelinci yang sehat dan baik, selanjutnya untuk  syarat ternak, bibit yang dipilih tergantung dari tujuan utama  pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rex  merupakan jenis kelinci yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka  jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan jenis kelinci yang cocok untuk dipelihara.
Pemilihan bibit dan calon induk
Bila  peternakan bertujuan untuk daging, dipilih jenis kelinci yang berbobot  dan tinggi badannya, dengan perdagingan yang baik, sedangkan untuk  tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya potensi genetik  pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya harus punya  sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih  dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak.
Perawatan Bibit dan calon induk
Perawatan  bibit akan menentukan kualitas induk yang baik pula, oleh karena itu  perawatan utama yang perlu diperhatikan adalah pemberian pakan yang  cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang  dari gangguan luar.
Sistem Pemuliabiakan
Untuk  mendapat keturunan yang lebih baik dan mempertahankan sifat yang  spesifik, maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori yaitu:
- In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan menonjolkan sifat spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
 - Cross Breeding (silang luar), untuk mendapatkan keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat unggul.
 - Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), untuk mendapat jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakan perpaduan 2 keunggulan bibit.
 
Reproduksi dan Perkawinan
Kelinci  betina segera dikawinkan ketika mencapai dewasa pada umur 5 bulan  (betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan terganggu dan  mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya  kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore  hari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali perkawinan,  setelah itu pejantan dipisahkan.
Proses Kelahiran
Setelah  perkawinan, kelinci akan mengalami kebuntingan selama 30-32 hari.  Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci  betina 12-14 hari setelah perkawinan. Bila terasa ada bola-bola kecil  berarti terjadi kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk  dipindah ke kandang beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan  penghangat dengan cara merontokkan bulunya. 
Kelahiran  kelinci yang sering terjadi malam hari dengan kondisi anak lemah, mata  tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak yang dilahirkan bervariasi  sekitar 6-10 ekor. 
3. Pemeliharaan
Sanitasi dan Tindakan Preventif
Tempat  pemeliharaan diusahakan selalu kering, agar tidak jadi sarang penyakit.  Tempat yang lembab dan basah menyebabkan kelinci mudah pilek dan  terserang penyakit kulit.
Pengontrolan Penyakit
Kelinci  yang terserang penyakit umumnya punya gejala lesu, nafsu makan turun,  suhu badan naik dan mata sayu. Bila kelinci menunjukkan hal ini, segera  dikarantinakan dan benda pencemar juga segera disingkirkan untuk  mencegah penularan penyakit.
Perawatan Ternak
Penyapihan  anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu. Anak sapihan  ditempatkan di kandang tersendiri dengan isi 2-3 ekor/kandang dan  disediakan pakan yang cukup dan berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin  perlu untuk mencegah dewasa yang terlalu dini. 
Pengebirian dapat dilakukan saat menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci jantan dengan membuang testisnya.
4. Pemberian Pakan
Kelinci  yang hidup di alam bebas tidak terlalu sulit untuk mengurusi makannya.  Selama di tanah masih ada hijauan dan bisa ditumbuhi rumput, biji-bijian  dan umbi-umbian, kelinci masih dapat hidup. 
Sedangkan  kelinci yang diternakkan hidupnya terbatas di sekeliling kandang saja.  Kelangsungan hidupnya sangat ditentukan oleh perhatian dan perawatan  peternaknya. Jenis, jumlah dan mutu makanan yang diberikan sangat  menentukan pertumbuhan, kesehatan dan perkembangbiakannya. 
Makanan  kelinci yang baik adalah yang terdiri dari sayuran hijau, jerami,  biji-bijian, umbi dan konsentrat. Jenis pakan yang diberikan antara  lain, sayuran hijau meliputi rumput lapangan, rumput gajah; sayuran  meliputi kol, sawi, kangkung, daunt alas, daun kacang, wortel, daun  papaya, daun turi dan daun kacang panjang. Sayuran hijau yang akan  diberikan pada kelinci ini kalau bisa telah dilayukan dan jangan dalam  keadaan segar. Proses pelayuan selain untuk mempertinggi kadar serat  kasar, juga untuk menghilangkan getah atau racun yang dapat menimbulkan  kejang-kejang atau mencret. 
Bentuk  makanan lain bisa juga berupa jerami atau rumput awetan yang dipotong  menjelang berbunga. Rumput ini dikeringkan secara bertahap sehingga  kandungan gizinya tak rusak. 
Biji-bijian  atau pakan penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi, kacang tanah,  sorghum, dedak dan bungkil-bungkilan. Sedangkan untuk makanan jenis  umbi-umbian seperti ubi jalar, singkong dan lainnya dapat diberikan  kepada kelinci sebagai makanan tambahan.
Konsentrat  juga diperlukan dalam tambahan makanan kelinci. Berfungsi untuk  meningkatkan nilai gizi yang diberikan dan mempermudah penyediaan  makanan. Konsentrat sebagai ransum diberikan sebagai makanan tambahan  penguat, kalau makanan pokoknya sayuran hijau. Konsentrat untuk makanan  kelinci dapat berupa pellet (makanan buatan dari pabrik), bekatul,  bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, ampas tahu atau gaplek. 
Pakan  dan minum diberikan dipagi hari sekitar pukul 10.00. Kelinci diberi  pakan dedak yang dicampur sedikit air. Pukul 13.00 diberi rumput  sedikit/secukupnya dan pukul 18.00 rumput diberikan dalam jumlah yang  lebih banyak. Pemberian air minum perlu disediakan di kandang untuk  mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.
5. Pemeliharaan Kandang

Masalah  kandang untuk kelinci tidaklah terlalu sulit dicari. Sebab kelinci  mudah sekali beradaptasi terhadap berbagai bentuk kandang yang  disediakan, asalkan kondisinya memenuhi persyaratan kesehatan dan  kebutuhan hidup kelinci tersebut.
Apa  pun bentuk dan ukuran kandang, asalkan berlokasi baik, yang ditandai  dengan cukupnya sinar matahari yang masuk, bersuhu sejuk, suhu ideal 21°  C, memiliki ventilasi sempurna, lama pencahayaan ideal 12 jam menjadi  hal pertama yang harus diperhatikan. Hal lainya adalah dekat sumber air,  tempatnya kering, lingkungan tenang, bebas bising, bebas gangguan asap,  tak jauh dari rumah, dan terlindung dari predator.
Lantai  kandang dapat dibuat dari kawat, bambu dan kayu atau tanah. Bila  memilih lantai dari kawat, ada sebagian yang terbuat dari lembaran  papan. Lantai kawat sangat melelahkan otot-otot kaki kelinci. Karena  itu, adanya lembaran papan dapat digunakan kelinci untuk beristirahat.
Kandang  yang baik haruslah juga memenuhi kebutuhan sarana berupa kotak sangkar,  tempat makanan, tempat minum dan perlengkapan lain. Kandang bisa saja  di dalam ruangan atau di luar ruangan, terserah kemauan pemiliknya dan  tujuan pemeliharannya. 
Lantai  atau alas kandang, tempat pakan dan minum, sisa pakan dan kotoran  kelinci setiap hari harus dibersihkan, untuk menghindari timbulnya  penyakit. Sinar matahari pagi harus masuk ke kandang untuk membunuh  bibit penyakit. Dinding kandang dicat dengan kapur atau ter. Kandang  bekas kelinci sakit dibersihkan dengan kreolin/lysol.
6. Hama dan Penyakit
Bisul
Penyebab: terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah kulit akibat infeksi.
Pengendalian: pembedahan dan pengeluaran darah kotor selanjutnya diberi Jodium dan antibiotik.
Pengendalian: pembedahan dan pengeluaran darah kotor selanjutnya diberi Jodium dan antibiotik.
Kudis
Penyebab: Darcoptes scabiei. Gejala: ditandai dengan koreng di tubuh.
Pengendalian: dengan antibiotik salep.
Eksim
Penyebab: kotoran yang menempel di kulit.
Pengendalian: menggunakan salep atau bedak Salicyl.
Penyakit telinga
Penyebab: kutu.
Pengendalian: meneteskan minyak nabati.
Penyakit jamur pada kulit kepala
Penyebab: jamur.
Gejala: timbul semacam sisik pada kepala.
Pengendalian: dengan bubuk belerang.
Penyakit mata
Penyebab: bakteri dan debu.
Gejala: mata basah dan berair terus.
Pengendalian: dengan salep mata.
Mastitis
Penyebab: susu yang keluar sedikit atau tak dapat keluar.
Gejala: puting mengeras dan panas bila dipegang.
Pengendalian: dengan tidak menyapih anak terlalu mendadak.
Pilek
Penyebab: virus.
Gejala: hidung berair terus.
Pengendalian: penyemprotan antiseptik pada hidung.
Radang paru-paru
Penyebab: bakteri Pasteurella multocida.
Gejala: napas sesak, mata dan telinga kebiruan.
Pengendalian: diberi minum Sul-Q-nox.
Berak darah
Penyebab: protozoa Eimeira.
Gejala: nafsu makan hilang, tubuh kurus, perut membesar dan mencret darah.
Pengendalian: diberi minum sulfaquinxalin dosis 12 ml dalam 1 liter air.
Hama  pada kelinci umumnya merupakan predator dari kelinci seperti anjing.  Pada umumnya, pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit, dilakukan  dengan menjaga kebersihan lingkungan kandang, pemberian pakan yang  sesuai, memenuhi gizi dan penyingkiran sesegera mungkin ternak yang  sakit.
Pengenalan dan Pengelolaan Penyakit Berdasarkan Gejala yang muncul: 
Kembung :
- Nama obat : Sulfaquinoxalin, Gastop
 - Penanganan : Kurangi pakan basah, perbanyak hay/pelet, kurangi minum, simpan kelinci ditempat tertutup dan diberi lampu 5 watt
 
Mencret :
- Nama obat : Diapet dalam dosis kecil
 - Penanganan : Biasanya mencret dimulai dari sakit kembung, kurangi makanan basah, perbanyak hay/pelet, simpan ditempat tertutup dan diberi lampu 5 watt. Bedanya mencret dgn kembung, biasanya kelinci kekurangan cairan dan vitamin saat terkena mencret. Kelinci yg mencret boleh dikasih minum tapi dalam jumlah yg sedikit agar tidak memperparah kembungnya. Boleh jg diberi vitamin B12. Selain itu biasanya kelinci yg mencret/kembung enggan untuk makan, sehingga ada baiknya dicekokin susu.
 
Scabies :
- Penanganan : Scabies adalah penyakit yg menular, biasanya trdapat disekitar mulut, kaki, telinga, hidung dan daerah lainya yg terdapat lipatan-lipatan. Scabies adalah penyakit yg menular, sehingga begitu ada yg terserang langsung dikarantina agar tidak menyebar, selain itu hati2 dalam menanggulanginya, karena scabies jg menular pada manusia. Cukur bulu disekitar bagian yg terkena scabies, cuci dengan air hangat, olesi dengan obat kudis seperti salep belerang, caviam, scabicid cream atau bedak yg dicampur minyak tanah. Ada jg obat yg bisa diinjeksikan(suntik kulit-daging) pada tubuh kelinci
 
Sembelit :
- Nama obat : -
 - Penanganan : Beri serat lebih banyak pada pakan kelinci
 
Penen
Hasil  utama kelinci pada umumnya adalah daging dan bulu, sedangkan hasil  tambahan berupa kotoran untuk pupuk. Pada saat panen, yang perlu  diperhatikan adalah cara memegang kelinci, dan hendaknya dilakukan  penangkapan secara benar agar kelinci tidak kesakitan.
Cara Mengangkat
Dalam  memelihara kelinci perhatikan juga cara mengangkatnya. Hal ini tidak  bisa dilakukan sembarangan. Perlakuan yang salah bisa menimbulkan  hal-hal yang merugikan seperti cacat permanen dan rusaknya peredaran  darah. Kebanyakan orang mengangkat kelinci dengan memegang kedua  telinganya.
Memang  cara ini paling mudah tapi sebenarnya keliru adanya. Telinga kelinci  sangat sensitif dan tidak kuat menahan bobot tubuhnya sendiri. Kalau  cara ini dilakukan, otot dan saraf telinga akan rusak. Kerusakan akan  lebih parah lagi kalau kelinci yang diangkat meronta-ronta. Posisi  kepala akan menjadi miring sehingga kelinci akan cacat seumur hidupnya.
Untuk  mengangkat kelinci besar, pegang kulit tengkuk atau punggung dengan  salah satu tangan. Begitu terangkat, tangan yang satu digunakan untuk  mendukung bagian pantat. Kerjakan pengangkatan itu dengan tenang dan  penuh kasih sayang. Sedangkan untuk kelinci yang masih kecil proses  pengangkatan dapat dimulai dengan memegang bagian sebelah depan kaki  belakang melalui punggung, dan proses selanjutnya sama dengan kelinci  dewasa.
Pasca Panen
Pasca Panen
- Stoving, Kelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum dipotong untuk mengosongkan usus, tetapi tetap diberi minum.
 - Pemotongan, sama seperti memotong ternak lain.
 - Pengulitan, dilaksanakan mulai dari kaki belakang ke arah kepala dengan posisi kelinci digantung.
 - Pengeluaran Jeroan, kulit perut disayat dari pusar ke arah ekor, kemudian jeroan seperti usus, jantung dan paru-paru dikeluarkan. Yang perlu diperhatikan kandung kemih jangan sampai pecah karena dapat mempengaruhi kualitas karkas.
 - Pemotongan Karkas, kelinci dipotong jadi 8 bagian, 2 potong kaki depan, 2 potong kaki belakang, 2 potong bagian dada dan 2 potong bagian belakang. Presentase karkas yang baik 49-52%.
 


No comments:
Post a Comment