Walau terpaut usia 11 tahun dan baru kali pertama dipertemukan sebagai pasangan, chemistry Chelsea-Evan benar-benar menyatu. Dari saling mencela satu sama lain, dengan julukan kuda dan bulu untuk Evan, dan kelinci untuk Chelsea, pasangan ini lama-lama menyadari sebenarnya mereka saling cinta. Akhirnya, mereka jadian, dan sebutan kuda-kelinci itu bergeser.
“Dulu sebelum pacaran panggilannya Dokter Sulitan, setelah jadian diprotes masa panggilnya tetap Dokter sulitan atau Dokter Bulu? Kalau Mas, sudah biasa. Karena Atikah orang Jawa, jadi dia memanggil (Sultan) Kang Mas,” jelas Chelsea.
Sukses sebagai pasangan baru di layar kaca, Chelsea dan Evan diminta duet bareng dalam soundtrack ACDD dengan judul sama. Tiga bulan terakhir menjadi masa paling sibuk buat Evan Sanders (29) juga Chelsea Olivia (18). Jadwal tidur ideal sudah tidak ada lagi dalam kamus mereka. Tidur yang semestinya 7 sampai 8 jam dikepras jadi 2 jam. Evan mencontohkan, suatu hari ketika harus rekaman soundtrack “Antara Cinta dan Dusta” karya Melly Goeslaw sekaligus terbang ke Jerman.
“Selesai syuting jam 5 subuh, lalu pulang ke rumah dan istirahat. Jam 8 pagi, saya bangun. Kak Melly menghubungi saya untuk take vokal. Yang bikin panik, jam 9.30 saya diminta sampai di rumah Kak Melly. Rumah saya di Kelapa Gading, rumah Kak Melly di Bintaro,” urai Evan. Dari pesisir utara, cowok kelahiran Biak harus mengurai simpul kusut lalu lintas Jakarta agar tiba tepat waktu.
Rekaman berakhir pukul 14. Dua jam kemudian Evan harus tiba di Bandara Soekarno-Hatta untuk terbang ke Jerman.
“Pokoknya, jangan tanya badan saya rasanya gimana? Jangan tanya juga apa kabar olahraga. Ini memang gila!” serunya.
Beruntung, pengorbanan ini terbayar dengan rating lumayan apik, bertengger di lima besar. Pergerakan rating ACDD lumayan fluktuatif. Gerak-geriknya tidak jauh dari top ten ke top five. Itu pun rekaman tidak bisa diambil bersamaan. Saat Evan harus segera take vokal karena dia harus bertolak ke Jerman, Chelsea tidak bisa karena sakit.
“Jadinya saya take vokal di hari lain, tepatnya ketika Evan sudah di Jerman,” aku Chelsea.
Terkejut juga, sampai diminta Pak Manoj sendiri untuk duet bareng. Semua terlaksana dalam sekejap. “Begitu MD (rumah produksi) menawarkan kami menyanyi, MD langsung mengurus ke pihak Teh Melly. Langsung jadi liriknya. Dan orang Teh Melly ke lokasi untuk ambil nada suara saya dan Evan. Wow, prosesnya cepat deh.”
Pergantian lagu tampaknya menjadi problem tersendiri. “Bawalah Cintaku” milik Afgan yang ear catchy dan lovable. Andai sebulan lalu, hit besar dari album The One itu disingkirkan, bisa jadi beribu penonton melayangkan nota protes.
Karenanya, ACDD menggunakan cara yang pernah ditempuh Cinta Fitri (CF). Dulu, CF tampil dengan “Atas Nama Cinta” milik Rossa. Setelah itu, “Cinta Kita” yang dibawakan Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar muncul.
Lagu ini tidak lantas menggusur soundtrack lama. Tapi diperkenalkan sebagai lagu penutup. ACDD pun begitu. Bedanya, duet Chelsea-Evan langsung membuka cerita.
“Sebenarnya, saya diminta bikin lagu soundtrack ACDD. Lalu saya membuatnya. Ternyata MD menilai karya saya terlalu berat. Makanya, Kak Melly ditunjuk. Enggak apa-apa sih, enggak ada sakit hati. Saya tetap memasukkan lagu itu di album mini. Menurut saya, materinya cukup bagus,” ungkap Evan.
Album mini 100 persen buatannya sendiri. Empat lagu sudah direkam, di antaranya “Bahwa Cinta” dan “Empty Room”.
Sukses di sinetron, menyusul pula kiprah kedua pasangan baru ini di dunia tarik suara. Tak berarti terhenti sampai di situ. Bagi Evan, ia masih harus terus mengasah dan mengembangkan kemampuannya di dunia tarik suara. Bagi Chelsea, masih ada impian terpendam: ingin jadi dokter. Dan ini enggak main-main.
“Walaupun saya tahu mungkin sekarang bukan saatnya mewujudkan impian itu. Tapi saya akan berusaha. Mudah-mudahan, ya,” harap bintang Melati Untuk Marvel ini.
*sumber :http://www.tabloidbintang.com/film-tv-musik/kabar/12300-sukses-sebagai-pasangan-evan-chelsea-nyanyi-duet-soundtrack-qantara-cinta-dan-dustaq.html*
No comments:
Post a Comment