Hematuria adalah adanya sel-sel darah merah (eritrosit) dalam urin. Berdasarkan penyebabnya, hematuri di bedakan menjadi idiopatik atau merupakan pertanda adanya batu ginjal atau tumor dalam saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih, prostat, dan uretra), mulai dari yang sepele hingga yang mematikan. Jika di samping sel-sel darah merah juga ditemukan sel-sel darah putih (leukosit), maka itu adalah pertanda adanya infeksi saluran kemih.
Kadang-kadang "hemoglobinuria" digunakan pula untuk maksud yang sama, meskipun sebenarnya kata ini lebih tepat ditujukan pada adanya hemoglobin dalam urin.
Epidemiologi
Di Amerika Serikat, prevalensi hematuria gross pada anak-anak diperkirakan 0,13%. Lebih dari setengah dari kasus (56%) ini disebabkan oleh penyebab yang mudah diidentifikasi. Penyebab paling umum adalah sistitis (20-25%). Seks dapat berpengaruh pada seorang anak untuk menderita penyakit tertentu, yang bermanifestasi sebagai hematuria. Misalnya, penyakit terkait seks yaitu sindrom Alport memiliki kecenderungan pada laki-laki, sedangkan nefritis lupus lebih sering terjadi pada gadis remaja. Prevalensi kondisi tertentu juga bervariasi dengan usia. Misalnya, tumor Wilms lebih sering pada anak-anak usia prasekolah, sedangkan postinfectious glomerulonefritis akut lebih sering terjadi pada usia anak sekolah. Pada orang dewasa, hematuria sering merupakan tanda keganasan dari saluran Genitourinary (misalnya, karsinoma sel ginjal, kandung kemih tumor, tumor prostat). Kondisi ini jarang terjadi pada anak-anak.
Jenis
Perubahan warna merah pada urin dapat memiliki berbagai penyebab:
* Sel darah merah
Hematuria mikroskopis,adalah adanya darah dalam jumlah kecil, dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Hematuria makroskopik (Gross Hematuri, adalah adanya darah dalam urine yang sudah dapat diihat dengan menggunakan mata telanjang. Bila cukup berat, kadang warna urine bisa menyerupai air bekas cucian daging.
* Hemoglobin (pigmen merah, bukan sel-sel darah merah)
Penyebab
Ada banyak penyebab adanya darah dalam urin. Beberapa penyebab tergolong kasus-kasus yang serius, termasuk di dalamnya adalah kanker di saluran kemih atau organ-organ yang berdekatan, trauma, batu ginjal dan saluran kemih, infeksi, dan sumbatan pada sistim perkencingan. Beberapa yang lain tampaknya kurang penting dan mungkin tidak memerlukan perawatan. Contoh infeksi-infeksi, peradangan-peradangan nonspesifik dari ginjal, obat-obat yang nmengencerkan kemampuan darah untuk menggumpal, dan pembesaran prostat.
Potensi penyebab hematuria pada anak-anak meliputi:
• Glomerular hematuria
o Ig A nephropathy
o alport syndrome
o thin glomerular basement membran disease
o glomerulonephritis post infeksi streptococus
o Sindrom hemolitik-uremic
o Membranoproliferative glomerulonefritis
o Lupus nephritis
o Anaphylactoid purpura (purpura Henoch-Schönlein)
• Nonglomerular hematuria
o Mekanik Trauma (masturbasi)
o Menstruasi
o Benda asing
o Infeksi saluran kemih
o Hiperkalsiuria / urolithiasis
o Penyakit sel sabit / ciri
o Koagulopati
o Tumor
o Hyperuricosuria
o Obat / racun (NSAID, antikoagulan, siklofosfamid, ritonavir, indinavir)
o Kelainan anatomi (hidronefrosis, penyakit ginjal polikistik, malformasi vaskular)
o Stenosis Meatal (penyempitan saluran)
Penyebab Gross hematuria:
• Benign Familial Hematuria, nefropati akibat membran basal glomerulus ginjal yang merenggang
• Urinary Schistosomiasis (yang disebabkan oleh Schistosoma haematobium) - penyebab utama hematuria di berbagai negara Afrika dan Timur Tengah
• IgA nefropathy ( "penyakit Berger") - terjadi selama infeksi virus pada pasien yang terpengaruh
• Batu ginjal (atau kencing batu)
• Kanker kandung kemih
• Karsinoma sel ginjal, kadang-kadang disertai perdarahan
• Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria - penyakit langka dimana hemoglobin dari sel-sel hemolysed dilewatkan ke dalam urin.
• Infeksi saluran kemih dengan beberapa spesies termasuk bakteri strain EPEC dan Staphylococcus saprophyticus
• Sifat sel sabit dapat memicu kerusakan sejumlah besar sel darah merah, tetapi hanya sejumlah kecil individu menanggung masalah ini
• Malformasi arteriovenosa ginjal (jarang, tapi mungkin terkesan seperti karsinoma sel ginjal pada pencitraan, karena keduanya sangat vaskular)
• Sindrom nefritis (suatu kondisi yang terkait dengan pasca infeksi streptokokus dan berkembang cepat menjadi glomerulonefritis).
• Fibrinoid nekrosis dari glomeruli (akibat dari hipertensi ganas atau hipertensi maligna)
• Varises kandung kemih, yang meskipun jarang dapat berkembang menjadi obstruksi sekunder dari v. kava inferior.
• Alergi mungkin jarang menyebabkan hematuria gross episodik pada anak-anak.
• Hipertensi vena ginjal kiri, juga disebut "pemecah kacang fenomena" atau "sindrom alat pemecah buah keras," adalah kelainan vaskular yang jarang terjadi, yang bertanggung jawab atas gross hematuria.
• Sumbatan pada “Ureteral Pelvic Junction” (UPJ) adalah suatu kondisi langka yang biasanya terjadi sejak lahir di mana terdapat sumbatan ureter antara ginjal dan kandung kemih. Kondisi ini dapat menyebabkan darah dalam urin.
• March hematuria – Dapat terjadi setelah berkuda atau bersepeda jarak jauh.
Patofisiologi
Etiologi dan patofisiologi hematuria bervariasi. Misalnya, hematuria yang berasal dari glomerulus dapat merupakan hasil dari gangguan struktural dalam integritas membran basal glomerulus yang disebabkan oleh peradangan atau proses kekebalan. Bahan kimia beracun dapat menyebabkan gangguan dari tubulus ginjal, sedangkan mekanik kalkuli dapat menyebabkan erosi pada permukaan mukosa saluran Genitourinary sehingga mengakibatkan hematuria.
Diagnosis
Hematuri sebenarnya hanya merupakan tanda adanya sesuatu yang terjadi di sistem saluran kencing. Oleh karena itu adanya tanda hematuri ini harus ditindak lanjuti dengan upaya untuk mencari penyebabnya. Hematuri bisa tanpa disertai adanya gejala tapi juga dapat disertai adanya gejala dan keluhan dari penderita. Gejala yang sering timbul berkaitan dengan adanya hematuri adalah sindrom nyeri pinggang. Keluhan dan gejala ini bisa bersifat sementara atau terus-menerus.
Sering kali, diagnosis dibuat berdasarkan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan urin, baik yang menggunakan mikroskop maupun yang tidak, termasuk didalamnya biakan urin dan beberapa tes darah, terutama pada anak-anak dengan risiko, dan umumnya gejalanya terbatas. Pada saat menanyakan riwayat penyakit, sangat penting untuk menanyakan riwayat penyakit sebelumnya, apakah darah dalam urine ini terjadi sejak awal kencing, pertengahan atau pada akhir kencing.
Darah dalam urin bisa berasal dari salah satu organ-organ yang terlibat pada pembentukan atau pengangkutan urin. Evaluasi hematuria perlu memperhatikan seluruh sistim saluran kemih (urinary tract) mulai dari ginjal, ureter-ureter (saluran kemih antara ginjal dan kandung kemih), kandung kemih, prostate, dan urethra (saluran kemih yang keluar dari kandung kemih). Harus ditekankan bahwa meskipun hanya episode tunggal, hematuria tetap memerlukan evaluasi, bahkan jika ia menghilang secara spontan.
Pemeriksaan urine dapat memberikan hasil ”False negative” maupun “False Positive”. False negatif terjadi bila terdapat formalin (bahan preservatif urin) atau pada urin dengan konsentrasi asam askorbat yang tinggi. False positif bila terkontaminasi darah menstruasi, urin basa dengan pH>9, atau terkontaminasi agen oksida yang digunakan untuk membersihkan perineum sebelum mengambil spesimen.
Pemeriksaan Penunjang untuk Menegakkan Diagnosa
Beberapa pemeriksaan penunjang selain pemeriksaan urine dan darah dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa, antara lain:
• X-Ray polos bagian perut (foto polos abdomen), untuk melihat adanya bayangan massa atau batu di ginjal maupun saluran kemih.
• Ultrasonografi (USG) ginjal dan saluran kemih, pemeriksaan rongga perut dengan menggunakan pancaran gelombang suara.
• Intravenous Pyelografi (IVP), bagian dari pemeriksaan dengan X-Ray, dimana cairan kontras disuntikkan melalui pembuluh darah vena. Setelah bahan kontras yang disuntikkan sampai di ginjal dan saluran kemih, gambar diambil beberapa seri, dalam periode 30 menit, dengan menggunakan X-Ray.
• Cystoscopy, pemeriksaan saluran kemih dan kandung kemih secara visual, dengan menggunakan teropong serat optik yang dimasukkan lewat urethra. Pada penderita usia lanjut, pemeriksaan ini dapat dibarengi dengan melakukan biopsi, pada lesi yang dicurigai mengarah pada keganasan
• Urine Cytology, periksaan urine untuk memeriksaa sel-sel yang ada di dalam urine, termasuk ada tidaknya sel-sel ganas (kanker)
• CT Scan bagian perut dan pinggang (pelvis), merupakan pemeriksaan ”gold standart”
Perawatan Hematuri
Pengelolaan pada kasus hematuri, sangat tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Meskipun banyak penyebab masih tidak dapat ditemukan, bersyukur bahwa pada banyak kasus, hematuri ini tidak membahayakan. Perlu disadari bahwa adanya hematuri, yang sangat penting adalah mencegah efek samping yang mungkin dapat terjadi. Adanya riwayat hematuri yang tidak diketahui penyebabnya, mengharuskan adanya pemeriksaan berkala, untuk memastikan bahwa tidak ada perubahan-perubahan yang terjadi, diwaktu-waktu mendatang. Gross hematuria berulang, perlu dikonsultasikan ke dokter ahli urologi. Tes darah untuk memeriksa fungsi ginjal dan pemeriksaan tekanan darah juga harus dilakukan. Pria-pria diatas umur 50 tahun harus mempunyai tes darah "prostate-specific antigen" (PSA) tahunan untuk menyaring kanker prostat
*Sumber :http://smart-pustaka.blogspot.com/search/label/Urologi*
No comments:
Post a Comment