I. Pendahuluan.
Usaha budidaya lele pada
dasarnya adalah merupakan usaha budidaya yang mudah dan tidak banyak
membutuhkan kadar oksigen tinggi. Lele juga merupakan jenis ikan yang
sangat banyak digemari karena murah dan rasanya yang lezat, dagingnya
empuk, durinya teratur, sehingga begitu banyak ragam orang membuat
macam-macam olahan lele seperti lele asap, pecel lele, kerupuk kulit
lele, abon lele dan banyak lagi jenis olahan yang bahan bakunya dari
lele.
Jenis
ikan lele masuk ke Indonesia pada tahun 1984/1985, mayoritas masyarakat
Indonesia sangat antusias untuk budidaya jenis ikan ini, disamping
karena pertumbuhannya yang cepat juga tidak terlalu sulit untuk di
budidaya.
II.
Pembenihan Lele.
Adalah budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran
tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada
kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek yang
bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran
lele.
III. Sistem Budidaya.
Terdapat 3 sistem pembenihan yang dikenal,
yaitu :
1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan
betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini
induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam
sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk
jantan mencari pasangannya.
2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan
induk jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya
ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua
induk.
3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).
Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi
dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah
bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor
kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele.
IV. Tahap Proses Budidaya.
A. Pembuatan
Kolam.
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam
galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan
lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe
galian, pembenihan lele harus mempunyai :
- Kolam tandon. Mendapatkan
masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan
lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini
merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
- Kolam
pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa
pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai
tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
- Kolam
Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam
ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan
lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.
- Kolam Pendederan. Berfungsi
untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4 hari.
Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan
pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk
dalam saluran pencernaannya.
B. Pemilihan Induk
Induk jantan mempunyai tanda :
- tulang kepala berbentuk pipih
- warna lebih gelap
- gerakannya lebih lincah
- perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
- alat kelaminnya berbentuk runcing.
Induk betina bertanda :
- tulang kepala berbentuk cembung
- warna badan lebih cerah
- gerakan lamban
- perut mengembang lebih besar daripada punggung
- alat kelamin
berbentuk bulat.
C. Persiapan Lahan.
Proses pengolahan
lahan (pada kolam tanah) meliputi :
- Pengeringan : Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.
- Pengapuran : Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.
- Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organic, sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.
Pada tipe kolam
berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :
- Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
- Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air
dapat langsung penuh dan segera
diberi perlakuan TON dengan dosis sama
D.
Pemijahan.
Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan
betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan
siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel
telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang
telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas
menjadi anakan lele.
Teknik pembenihan
lele terbagi ke dalam 3 teknik pemijahan diantaranya:
* Teknik pemijahan secara alami
* Teknik pemijahan semi alami
* Teknik pemijahan secara buatan
a. Teknik Pemijahan alami
Pada
teknik pemijahan ini, induk betina yang telurnya sudah terlihat matang
akan ditandai dengan perutnya yang buncit. Biasanya lele betina
mempunyai berat diatas 1kg lebih dan berusia diatas 1 tahun. Sedangkan
untuk jantan biasanya menggunakan minimal yang setara berat dan besarnya
dengan betina. Lebih bagus lagi kalau jantan lebih besar sedikit dari
betina. Untuk perbandingan pemijahan 1:1 ( Jantan 1 betina 1) dalam satu
media pemijahan.
Media yang kita sediakan:
* Bak beton atau bak terpal yang berukuran 1x2x1 m atau disesuaikan
dengan lahan yang ada
* Disediakan kakaban Injuk/serutan tali rapia
Masukan
induk jantan dan betina kedalam bak yang telah terisi air dengan
ketingian 20-25cm, biasanya waktu pemijahan pada malam hari. Setelah
kakaban terisi penuh dengan telur, angkat indukan atau angkat kakaban ke
bak penetesan. Biasanya telur menetes setelah 12 jam.
b.
Teknik Pemijahan Semi alami
Untuk pemijahan semi alami hanya sedikit perbedaan yang
harus diperhatikan, yaitu dalam hal pemberian rangsangan dengan
penyuntikan obat perangsang ovaprim pada betina dengan dosis 0,2 ml/kg
bobot tubuh ikan atau hipofisa ikan lele, juga penyuntikan setengah
dosis pada jantan. Adapun mengenai persiapan bak dan kakaban sama persis
dengan pemijahan alami.
c. Teknik Pemijahan buatan
Pemijahan secara buatan dilakukan cara stripping dengan
terlebih dahulu diberi suntik perangsang menggunakan ovaprim atau
hipofisa. Setelah 11-12 jam ikan lele siap dikeluarkan telurnya, setelah
itu kita siapkan larutan sperma jantan yang dicampur dengan larutan
NaCI 0,9%. Urut perut betina sampai telur keluar dari perut betina
habis, lalu aduk telur dengan cairan sperma yang telah dicampur dengan
NaCI. setelah diaduk rata kemudian cuci dengan air bersih dan tebar
telur di media aquarium atau hapa penetesan.
E. Pemindahan.
Cara pemindahan :
- kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
- siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan
air di sarang.
- samakan suhu pada kedua kolam
- pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau
piring.
- pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati
pada malam hari, karena
masih rentan terhadap tingginya suhu air.
F. Pendederan.
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 -
7 cm, 7 - 9 cm dan 9 - 12 cm dengan harga berbeda. Dalam budidaya lele
pembesaran biasa ukuran lele masa tebar adalah kisaran 7-8cm dengan lama
pemanenan 40-45 hari dengan standar ukuran panen 12-15 cm melalui
proses seleksi ukuran. Setelah panen ukuran 12-15 cm maka budidaya
dilanjutkan dengan pembesaran kedua pembesaran dengan masa panen 25-30
hari dengan ukuran masa panen 1kg isi 7-10 ekor per kilo gram. Pada masa
tebar calon pembesaran untuk padat tebar benih 150-200 ekor/M2.
Pada
fase ini pembudidaya bisa menggunakan kolam tanah, bak terpal, bak
beton ataupun aquarium.
Pendederan menggunakan media kolam haruslah didahului dengan adanya
persiapan kolam yaitu kolam harus melalui pemupukan dan pengapuran
dengan dosis untuk pupuk kandang 250gram/M2 dan kapur 50sd100gram / M2.
Dengan ketinggian air 30-35cm.kolam yang telah melalui pemupukan dan
pengapuran diendapkan selama 4-7hari dan larva siap ditebar.
Sedangkan
untuk media yang menggunakan bak terpal ataupun bak beton untuk
persiapan kolam haruslah menggunakan pupuk probiotik atau pupuk buatan
dengan menggunakan ragi dan dedek. Kolam pendederan permukaannya diberi
pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk
menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress.
Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam
pendederan ini.
V.
Manajemen Pakan.
Untuk pemberian pakan pada lele tidak jauh beda dengan
pemberian pakan pada ikan-ikan lain yaitu untuk penggunaan pelet
haruslah disesuaikan dengan usia dan besaran mulut lele itu sendiri.
Sebagai contoh, bila lele berukuran panjang 7-8 cm, maka pakan yang
diberikan haruslah pelet butiran apung berukuran 3mm. Kita sebagi
pembudidaya haruslah pandai mencari atau membuat pakan alternatif yang
nantinya bisa membantu terhadap penekanan pembiayaan pakan, salah satu
pakan alternatif yang bisa didapat diantaranya: bangkai ayam, telur ayam
yang tidak jadi netas, ikan asin BS atau tidak terpakai, belatung
kotoran ayam, sosis BS, roti BS, sisa makanan dari restoran dan
lain-lain.
Pakan
anakan lele berupa :
- pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil
(paling baik) dikonsumsi pada umur
di bawah 3 - 4 hari.
- Pakan buatan untuk umur diatas 3 - 4 hari. Kandungan nutrisi harus
tinggi, terutama kadar proteinnya.
- Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur
dengan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/kg pakan (dicampur air
secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena
mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam
jumlah yang optimal.
VI. Manajemen Air.
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
- air harus bersih
- berwarna hijau cerah
- kecerahan/transparansi sedang (30 - 40 cm).
Ukuran kualitas air secara kimia :
- bebas senyawa beracun seperti amoniak
- mempunyai suhu optimal (22 - 26 0C).
Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal,
pemberian pupuk TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur
mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu
menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis
cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem
kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan
cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada
waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali.
Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2.
VI. Manajemen Kesehatan.
Kesehatan ikan lele sangatlah menentukan terhadap
keberhasilan budidaya, untuk itu kita sebagai pembudidaya haruslah tekun
mengamati respon makan dan gerakan ikan. Bila terjadi kelainan haruslah
segera tanggap dengan solusi penggobatan yang tepat. Pada dasarnya,
anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan
tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit, terutama disebabkan oleh
kondisi lingkungan (air) yang jelek.
Kondisi
air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik
yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen
kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah
penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal
itulah, peranan TON dan POC NASA sangat besar.
Namun
apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk
melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh
infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin,
larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat
tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.
Bila
lele terkena whitespot, upaya yang bisa kita lakukan adalah dengan
penebaran garam atau menaikan suhu air dengan cara menghindarkan kolm
dari air yang masuk atau dengan penambahan pupuk kandang supaya
plangton yang tumbuh bisa membantu terhadap kenaikan suhu.
Jenis
penyakit lain yang biasa terjadi pada lele diantaranya Trichodina
sp ditandai kumis kriting pada lele pengendaliannya dengan Metheline
Blue+Nacl atau garam 500-1000 ppm Untuk lebih tepatnya bila kita
melakukan budidaya, pencegahan penyakitlah yang paling efektif dan
efisien dibanding kita mengobati seperti halnya penggunaan pemberian
vitamin C yang telah tercampur dengan pelet atau penggunaan bawang putih
yang juga telah tercampur dengan pelet.
Rahasia Pemasaran
Lele, Bisnis Sepele, Untung Gede
Kondisi pasar
ikan lele memang cenderung lebih tidak stabil bila dibanding dengan
kondisi pasar ikan jenis lain. “Kadang-kadang harganya naik sangat
tinggi, Tapi kadang-kadang pula merosot,” ungkap Sueb. “Pokoknya jangan
jual lele pada bulan-bulan yang tidak ada huruf “R”nya (Mei, Juni, Juli,
dan Agustus),”sahut Vian memaparkan pengalamannya. Sebab. Pada kisaran
bulan itu banyak petani lele yang mengobral lelenya dengan harga murah.
Alasannya, mereka sangat butuh biaya untuk keperluan sekolah anak-anak
mereka. Harga jual ikan lele akan mencapai puncak termahal pada bulan
Januari. Sebab, pada waktu itu pasokan ikan lele cenderung berkurang.
Hal itu disebabkan karena pada bulan itu pembibitan lele banyak yang
gagal. Banyak telur yang gagal menetas lantaran pengaruh musim hujan.
Menurut pengalaman Vian, air hujan bisa menurunkan derajan keasaman (pH)
air kolam.Jika Anda
memiliki jumlah kolam lebih dari satu, Maka periode panen bisa dirancang
bergantian. Berkat cara seperti ini, periode panen bisa menjadi lebih
cepat dari 50 hari.
Budidaya lele
tidak direpotkan dengan masalah air. Daya tahan ikan lele sangat baik
“Asal air selalu penuh dan cukup pangan, itu sudah beres,”jelas Sueb di
dalam saung tempat menjaga kolam lele. Supaya bisa untung, ikan yang
dipelihara minimal harus berjumlah 10.000 ekor. Jumlah ikan sebanyak itu
butuh pakan sebanyak 35 karung. Stok pakan sebanyak itu dipakai dalam
satu kali periode usaha. Setiap karung berisi pakan seberat 30 kg. Harga
pakan perkarung adalah Rp 160.000.
Masalah pakan bisa diatasi dengan
oplosan pakan yang berasal dari jerohan ayam. Harganya Cuma Rp 1500/ kg.
Satu kwintal jerohan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan lele
selama 1 – 1,5 hari. Satu kolam butuh 2 karung pelet setiap hari.
Pemberian pakan dilakukan 2 kali dalam sehari. Jadi, satu karung pelet
digunakan untuk sekali pemberian pakan. Berkat menu tambahan, ukuran
ikan bisa semakin besar. “Kalau biasanya ikan sekilo ada 7 ekor, setelah
diberi pakan tambahan berat ikan sekilo cima 6 ekor. Keuntungan lain
yaitu bisa lebih irit biaya Rp 510.000 setiap bulan.
Prosentase
kematian ikan lele biasanya mencapai 10%. Kondisi seperti itu umumnya
terjadi sehabis ikan lele dilepas ke dalam kolam. Terutama ketika cuaca
sedang panas. Setiap kolam bisa menghasilkan lele seberat 7 – 8 kuintal.
Kedalaman kolam
lele minimal 1 m. Air yang terlalu dangkal menyebabkan ukuran lele
menjadi terlalu pendek. Sebab ikan menjadi kurang gerak. Jumlah bibit
yang ditaburkan 50.000 ekor dalam setiap kolam. Bibit lele itu masih
seukuran rokok. Satu bulan setelah dilepas, ikan lantas disortasi. Ikan
yang sudah sebesar batu baterai dipindah kolam yang lain. Tujuannya
supaya ukuran ikan seragam. Sebab jika tidak disortir, ikan yang
ukurannya lebih kecil akan dimangsa oleh lele yang berbadan lebih gede.
Biasanya setelah disortir ikan tinggal 12.000 ekor. Atau sekitar 3
kwintal.
Sebaiknya lele yang masih umur 1 hari, setelah di taruh di
kolam dengan ukuran panjang 7cm lele nya cukup kita
beri pakan 781-1. kira kira 1 sak habis dalam sebulan atau 30 hari
dengan memberikan 2x makan dalam sehari. jangan terlalu sering atau over
dalam memberi pakan. Lele juga membutuhkan sentrat yang menunjang agar
lele cepat besar. Mumpung masih balita lele harus kita suplay dengan
gizi yang bagus. Sebaiknya dalam pakannya, 1 kali seminggu harus di
kasih obat pencegah penyakit, seperti, jamur, herpes pada ikan, insang
berdarah, kumis ikan lele kriting, buntut ikan lele kriting, atau bahkan
kulit ikan lele mengelupas sampai daging dalam, kelihatan (mlonyoh
<jawa.>), dan lain lain.Jangan meremehkan penyakit ikan. karena virus dan bakteri pada ikan dapat berselancar
dengan bebas di air dan bisa menyerang manusia juga. Untuk menghindari
itu beli vaksin di toko ikan yang bisa di campur di pakan atau di air.
Lebih baik yang dicampur di pakan, karena lebih cepat bekerja pada ikan.
Setelah 1 sak 781-1 habis dalam sebulan dengan 2x pakan setiap hari.
Selanjutnya diteruskan dengan pakan ikan 781 karena apa. setelah 1 sak
781-1 habis. biasanya ikan sudah agak besar dengan umur 30 hari. Lele
yang sudah agak besar kemudian diberi pakan yang agak murah.
Bahan
1. katul
2. air mendidih
3. telor (telor ayam, lebih bagus telor bebek)
4. plastik
5. tali
Cara Membuatnya
Air dimasak hingga mendidih dan dituangkan ke balam katul yang
telah di taruh di wadah. Aduk sampai rata, tapi airnya jangan terlalu
banyak cukup agak kemamel atau (basah enggak kering enggak). Diamkan
sampai agak dingin. Setelah itu campur dengan 1 butir telur, agar baunya
amis menyengat, dan yang terlebih terpenting telur banyak mengandung
protein, bagus buat pertumbuhan lele aga cepat besar. Bisa juga
ditambahkan minyak ikan. paling harga perbotolnya 12.000. beli di toko
pakan ikan ada. bisa buat 1 bulan. Perbandingannya 3:1; dengan katul 3 kg dan telur 1 butir dan minyak ikan 1 sendok
makan. Jika semuanya sudah tercampur dengan baik, simpan pakan ini pada
beberapa kantong plastik, ditutup dan gantungkan di atas kolam
ikan.dengan tali yang bisa kawan kawan ikatkan pada apa aja, initinya
biar pakan bisa mengambang. dan lubangi plastiknya. Lele akan sangat
lahap menyantapnya. Lakukan secara rutin 2x sehari pagi dan sore.
insyaallah ikan lele panen dalam 50 hari dengan minimal berat 8 ekor
lele untuk 1 kilonya_sumber :http://smart-pustaka.blogspot.com/search/label/Peternakan_
No comments:
Post a Comment