Sunday, September 18, 2011
Syahrini Menurut Wartawan Kami Dia Sesuatu Banget
PENTING untuk diketahui mengapa kami sering memberitakan Syahrini dengan gaya “khas” kami. Setiap kali situs ini menulis artikel soal Syahrini, selalu mendapat respon meriah dari pembaca. Hits (jumlah yang membaca) selalu tinggi lengkap dengan respon heboh.
Nyaris tak ada artikel tentang Syharini yang tanpa komentar. Tak seperti artikel ringan soal artis lain, yang bukan hanya hitsnya rendah, tapi juga sepi komentar. Walau rata-rata komentar berisi kritik, sindirian, bahkan cacian, satu hal pasti: artikel tentang Syahrini menarik dan dibaca banyak orang.
Itu sebabnya situs ini, juga situs-situs berita hiburan lain, senang memberitakan Syahrini. Rasanya tiada hari tanpa upload berita Syahrini. Tak hanya situs berita hiburan, acara infotainmen juga getol memberitakan Syahrini dengan nada yang kurang lebih sama.
Kalau ada artis yang sering, bahkan setiap hari diberitakan infotainment, itu pertanda sang artis punya daya tarik tinggi, tidak membuat penonton memencet remote control dan pindah saluran.
Infotainmen punya tolok ukur jelas dan ketat. Pemberitaan seorang artis yang malah membuat rating turun, pasti akan dihindari kecuali ada berita yang sangat menarik.
Ada cerita lucu soal ini, entah benar atau sekadar guyonan. Katanya, satu hari Syahrini meledek seorang wartawan infotainmen yang lama tak mau meliput kegiatannya tapi lalu mewawancarainya lagi.
“Kok sekarang ke sini (wawancara dia) lagi? Kalau memberitakan yang sana (maksudnya?) ratingnya turun ya?” katanya bercanda yang hanya bisa bikin wartawan infotaimen itu bersungut-sungut dalam hati sambil tersenyum kecut.
Mau bagaimana lagi. Faktanya, berita Syahrini di infotainmen bisa menahan penonton memencet remote control; artikel seputar Syahrini di situs berita selalu tinggi hits-nya.
Tapi kenapa pembaca/penonton senang membaca/melihat berita tentang Syahrini kalau pada akhirnya mereka juga melontarkan cacian? Benarkah kita sesungguhnya mencintai Syahrini tapi benci (love to hate)?
Hubungan antar-manusia, kata filsuf siapa gitu, lupa namanya, konon terdiri dari tiga bentuk: cinta, benci dan netral. Anda termasuk cinta, benci, atau netral pada syahrini.
Celakanya, entah kenapa, orang yang sering muncul di ingatan tak hanya orang yang kita cintai tapi juga yang kita benci. Orang yang padanya kita tak merasakan apapun (netral), malah jarang muncul dalam pikiran kita. Jadi, hati-hati membenci orang, salah-salah Anda malah terus memikirkan dia.
Nah, cinta atau benci, Syahrini hidup dalam benak kita, dan karenanya tanpa sadar kita selalu tertarik membaca/melihat dan lalu memberikan komentar, walau dengan sedikit rasa jengkel.
Sebagai selebriti, posisi dicintai untuk dibenci seperti sekarang dialami Syahrini sepertinya bukan sesuatu yang buruk. Dengan posisi itu eksistensinya justru jauh lebih terasa, gaungnya menggema lebih keras dibanding seleb-seleb lain yang tak dibenci tapi juga tidak dicintai.
Kalau saya jadi manajernya, saya akan terus berusaha Syahrini dalam posisi ini. Saking eksisnya Syahrini bahkan menyumbang idiom baru, satu prestasi yang tak bisa dilakukan banyak artis. Idiom “sesuatu” yang diucapkan saat berpapasan dengan Anang di satu panggung musik jadi kata-kata yang banyak dipakai sekarang ini.
“Sesuatu” dari Syahrini ini berarti baik, bagus, atau terserah kita mau mengartikan apa. Kalimat “alhamdulillah yah” yang sering dia ucapkan dengan gaya khasnya juga jadi populer, ditiru banyak orang.
Coba Anda ingat-ingat, ada berapa banyak artis yang “kata-katanya” diikuti dan jadi idiom baru dalam pergaualan? Tidak banyak, bahkan sangat sedikit. Dulu ada Peggy Melati Sukma dengan "pusiiiiing". Eksistensi syharini juga bisa dilacak dari dunia fashion. Busana muslim kaftan sebetulnya sudah populer sejak setahun lalu. Tapi entah kenapa banyak orang yang memahami syahrinilah yang mempopulerkan busana ini. Beberapa pedagang bahkan menyebut kaftan sebagai busana Syahrini.
Ada cara baru dan unik mengukur populartias seorang artis, yakni lewat media social Twitter. Follower Syahrini di akun Twitter-nya, @PrincesSyahrini terbilang banyak (lebih dari 200 ribu), berarti dia seleb dengan penggemar cukup besar. Penggemar Syahrini di dunia maya konon dikenal "militan." Mereka bakal membela habis-habisan bila ada yang menjelekkan Syahrini di dunia maya.
Namun, selain penggemar, pembenci Syahrini pun banyak. Bahkan ada yang secara khusus membuat akun Anti Syahrini. Di dunia maya hanya segelintis artis yang punya kelompok penggemar sekaligus pembenci.
Hal ini sekali lagi membuktikan popularitasnya. Syahrini populer karena dicinta sekaligus dibenci. Karena populer, wajar bila media berulang-ulang memberitakannya. Tanpa Syahrini, media hiburan malah jadi sepi.
Lantas, di manakah posisi situs ini pada Syahrini. Apakah kami tergolong penggemarnya atau pembencinya?
Sebagai media hiburan kami memberi tempat bagi setiap seleb. Semakin populer seleb itu, semakin sering kami beritakan. Begitu pula Syahrini. Kami tak membencinya; pun kami juga bukan penggemar beratnya. Kami harus berterimakasih padanya karena menjadi objek berita yang legit.
Kalau seringkali kami nyinyir pada Syahrini, bukan berarti kami membencinya. Wartawan kami juga manusia yang punya perasaan, dan terkadang perasaan itu keluar lewat tulisan. Syukur-syukur ungkapan nyinyir yang tak tertahankan itu sesuai dengan perasaan bayak pembaca.
Pada kesempatan ini, kami malah ingin mengucap maaf pada Syahrini, maupun penggemarnya, kalau-kalau selama ini berita kami menyudutkannya. Namun, kepadanya pula kami ingin memastikan kalau nada pemberitaan kami tidak akan berubah.
Buat kami, Syahrini itu “sesuatu banget” for better or for worse. (Jika Syahrini membaca tulisan ini saya membayangkan dirinya berkomentar: Alhamdulillah, yah.) ***
*sumber :http://www.tabloidbintang.com/extra/lensa/15872-syahrini-menurut-wartawan-kami-dia-sesuatu-banget.html*
Nyaris tak ada artikel tentang Syharini yang tanpa komentar. Tak seperti artikel ringan soal artis lain, yang bukan hanya hitsnya rendah, tapi juga sepi komentar. Walau rata-rata komentar berisi kritik, sindirian, bahkan cacian, satu hal pasti: artikel tentang Syahrini menarik dan dibaca banyak orang.
Itu sebabnya situs ini, juga situs-situs berita hiburan lain, senang memberitakan Syahrini. Rasanya tiada hari tanpa upload berita Syahrini. Tak hanya situs berita hiburan, acara infotainmen juga getol memberitakan Syahrini dengan nada yang kurang lebih sama.
Kalau ada artis yang sering, bahkan setiap hari diberitakan infotainment, itu pertanda sang artis punya daya tarik tinggi, tidak membuat penonton memencet remote control dan pindah saluran.
Infotainmen punya tolok ukur jelas dan ketat. Pemberitaan seorang artis yang malah membuat rating turun, pasti akan dihindari kecuali ada berita yang sangat menarik.
Ada cerita lucu soal ini, entah benar atau sekadar guyonan. Katanya, satu hari Syahrini meledek seorang wartawan infotainmen yang lama tak mau meliput kegiatannya tapi lalu mewawancarainya lagi.
“Kok sekarang ke sini (wawancara dia) lagi? Kalau memberitakan yang sana (maksudnya?) ratingnya turun ya?” katanya bercanda yang hanya bisa bikin wartawan infotaimen itu bersungut-sungut dalam hati sambil tersenyum kecut.
Mau bagaimana lagi. Faktanya, berita Syahrini di infotainmen bisa menahan penonton memencet remote control; artikel seputar Syahrini di situs berita selalu tinggi hits-nya.
Tapi kenapa pembaca/penonton senang membaca/melihat berita tentang Syahrini kalau pada akhirnya mereka juga melontarkan cacian? Benarkah kita sesungguhnya mencintai Syahrini tapi benci (love to hate)?
Hubungan antar-manusia, kata filsuf siapa gitu, lupa namanya, konon terdiri dari tiga bentuk: cinta, benci dan netral. Anda termasuk cinta, benci, atau netral pada syahrini.
Celakanya, entah kenapa, orang yang sering muncul di ingatan tak hanya orang yang kita cintai tapi juga yang kita benci. Orang yang padanya kita tak merasakan apapun (netral), malah jarang muncul dalam pikiran kita. Jadi, hati-hati membenci orang, salah-salah Anda malah terus memikirkan dia.
Nah, cinta atau benci, Syahrini hidup dalam benak kita, dan karenanya tanpa sadar kita selalu tertarik membaca/melihat dan lalu memberikan komentar, walau dengan sedikit rasa jengkel.
Sebagai selebriti, posisi dicintai untuk dibenci seperti sekarang dialami Syahrini sepertinya bukan sesuatu yang buruk. Dengan posisi itu eksistensinya justru jauh lebih terasa, gaungnya menggema lebih keras dibanding seleb-seleb lain yang tak dibenci tapi juga tidak dicintai.
Kalau saya jadi manajernya, saya akan terus berusaha Syahrini dalam posisi ini. Saking eksisnya Syahrini bahkan menyumbang idiom baru, satu prestasi yang tak bisa dilakukan banyak artis. Idiom “sesuatu” yang diucapkan saat berpapasan dengan Anang di satu panggung musik jadi kata-kata yang banyak dipakai sekarang ini.
“Sesuatu” dari Syahrini ini berarti baik, bagus, atau terserah kita mau mengartikan apa. Kalimat “alhamdulillah yah” yang sering dia ucapkan dengan gaya khasnya juga jadi populer, ditiru banyak orang.
Coba Anda ingat-ingat, ada berapa banyak artis yang “kata-katanya” diikuti dan jadi idiom baru dalam pergaualan? Tidak banyak, bahkan sangat sedikit. Dulu ada Peggy Melati Sukma dengan "pusiiiiing". Eksistensi syharini juga bisa dilacak dari dunia fashion. Busana muslim kaftan sebetulnya sudah populer sejak setahun lalu. Tapi entah kenapa banyak orang yang memahami syahrinilah yang mempopulerkan busana ini. Beberapa pedagang bahkan menyebut kaftan sebagai busana Syahrini.
Ada cara baru dan unik mengukur populartias seorang artis, yakni lewat media social Twitter. Follower Syahrini di akun Twitter-nya, @PrincesSyahrini terbilang banyak (lebih dari 200 ribu), berarti dia seleb dengan penggemar cukup besar. Penggemar Syahrini di dunia maya konon dikenal "militan." Mereka bakal membela habis-habisan bila ada yang menjelekkan Syahrini di dunia maya.
Namun, selain penggemar, pembenci Syahrini pun banyak. Bahkan ada yang secara khusus membuat akun Anti Syahrini. Di dunia maya hanya segelintis artis yang punya kelompok penggemar sekaligus pembenci.
Hal ini sekali lagi membuktikan popularitasnya. Syahrini populer karena dicinta sekaligus dibenci. Karena populer, wajar bila media berulang-ulang memberitakannya. Tanpa Syahrini, media hiburan malah jadi sepi.
Lantas, di manakah posisi situs ini pada Syahrini. Apakah kami tergolong penggemarnya atau pembencinya?
Sebagai media hiburan kami memberi tempat bagi setiap seleb. Semakin populer seleb itu, semakin sering kami beritakan. Begitu pula Syahrini. Kami tak membencinya; pun kami juga bukan penggemar beratnya. Kami harus berterimakasih padanya karena menjadi objek berita yang legit.
Kalau seringkali kami nyinyir pada Syahrini, bukan berarti kami membencinya. Wartawan kami juga manusia yang punya perasaan, dan terkadang perasaan itu keluar lewat tulisan. Syukur-syukur ungkapan nyinyir yang tak tertahankan itu sesuai dengan perasaan bayak pembaca.
Pada kesempatan ini, kami malah ingin mengucap maaf pada Syahrini, maupun penggemarnya, kalau-kalau selama ini berita kami menyudutkannya. Namun, kepadanya pula kami ingin memastikan kalau nada pemberitaan kami tidak akan berubah.
Buat kami, Syahrini itu “sesuatu banget” for better or for worse. (Jika Syahrini membaca tulisan ini saya membayangkan dirinya berkomentar: Alhamdulillah, yah.) ***
*sumber :http://www.tabloidbintang.com/extra/lensa/15872-syahrini-menurut-wartawan-kami-dia-sesuatu-banget.html*
Cinta Beda Usia Angelica Faustina-Rizky “Treeji” Alatas (Enggak Ngaruh Kaleee)
Mantan karyawan Trans TV dan pemeran Angel's Diary ini kali pertama bertemu Rizky ketika sama-sama menjadi peserta kuis. Mereka berada di kubu yang berlawanan. Saat kamera menyala itulah mereka diperkenalkan satu sama lain oleh host sebagai rival.
“Saat dia (Angelica-red) menang, dia diminta maju ke depan untuk menyanyi. Kebetulan aku berada enggak jauh darinya, tiba-tiba dia menarikku ke depan juga. Dalam hati aku bilang: perasaan enggak kenal deh, tapi main tarik-tarik saja,” kenang Rizky, salah satu pemeran pembantu di serial Arti Sahabat. Berhubung yang menarik perempuan, Rizky mau saja ditarik. “Coba cowok yang menarik, malaslah aku, hahaha,”selorohnya.
“Enggak ada maksud apa-apa,” sambung Angel. Daripada mati gaya menyanyi sendiri di depan, lebih baik mencari partner untuk seru-seruan. “Kebetulan dia berdiri paling dekat dengan posisiku, ya sudah tarik saja. Hahaha,” jelas Angel. Kaget tiba-tiba diseret begitu saja, dalam hati Rizky ada perasaan geer juga.
Saat menyanyi berdua di depan itu, salah satu fan Rizky mengabadikan lewat BB dan mengirimkan ke Twitter. Keesokan harinya saat buka Twitter, Rizky melihat fotonya di acara Missing Lyrics. “Wah, ini cewek kemarin yang menarikku, terus (mengajak) menyanyi bareng. Di foto itu, kan disebut namanya, jadi mulai terhubung dari situ. Baru setelah itu bertukar pin BB. Awal BBM-an ngobrol biasa saja, terkadang minta bantu untuk mengiklankan Treeji kalau mau manggung,” cerita Rizky.
Bertukar KTP
Suatu hari, sehabis bermain futsal, Rizky iseng menulis status di profil BBM-nya. “Pengin makan apa ya?” Status itu dikomentari Angel. “Kata Angel, makan ini saja, terus dia mengirim gambar makanan. Mulai deh ngobrol di BBM. Aku tanya: umur kamu berapa? Kata dia, 24 tahun. Aku enggak percaya. Saking enggak percayanya, aku bilang: coba foto KTP kamu, terus kirim lewat BBM,” ucap Rizky.
Angel sungguh-sungguh menjepret KTP-nya dengan kamera BB, lalu mengirimkannya saat itu juga lewat BBM kepada Rizky. “Aku juga enggak percaya Rizky waktu itu umurnya baru 18 tahun! Aku pikir dia sudah 20 tahunan,” seru Angel kemudian.
Ganti Angel meminta Rizky mengirimkan gambar KTP-nya. Seolah seperti orang yang kurang pekerjaan, sore itu mereka sibuk bertukar foto KTP. Baru saat ini menyadari, sejak hari itu sebenarnya benih cinta sudah mulai tumbuh.
Bertetangga dan Satu Sekolah
Ajakan demi ajakan untuk jalan bersama terlontar. Sayang susah sekali terwujud, karena kesibukan masing-masing. “Dia sibuk bekerja, aku sibuk promo ke luar kota. Akhirnya bertemu malam-malam, dengan teman-teman kantornya juga. Itu pun cuma sebentar. Tapi buatku cukup berkesan,” aku Rizky. Karena itu ia berusaha mencari hari lain untuk bertemu lagi. “Suatu saat dia mengajakku makan siang. Itu juga enggak bisa makan di luar, di tempat spesial. Makan siangnya di kantorku. Sambil makan kami ngobrol. Aku lihat, biar baru 18 tahun, dia (Rizky) bicaranya sudah dewasa banget,” bilang Angel.
Di sela-sela obrolan itu, tiba-tiba Rizky bertanya, “Kamu enggak suka, ya ngobrol dengan anak kecil?” Tawa Angel pecah, disusul semburat merah di kedua pipinya. “Hahaha, apaan sih? Umur enggak ngaruh kaleee,” seru Angel saat itu. Kegugupan tertangkap dari bahasa tubuh Rizky. Membuat Angel bertanya-tanya, ada apa dengan cowok ini, ada apa di antara mereka?
Karena ia juga tidak dapat memungkiri chemistry yang mengalir. “Aku melihat cowok ini dewasa. Bicaranya serius. Kami nyambung. Terkadang malah aku yang suka kayak anak kecil. Kami juga memiliki banyak kesamaan. Ternyata SD kami sama, SMP kami sama. Tapi aku senior. Aku kelas 5 SD, dia baru kelas 1 SD,” ungkap Angel.
Sebelum pindah, rumah Angel bahkan berdekatan dengan Rizky. Sekian tahun ternyata pasangan ini hidup berdekatan. “Kayak sudah jodoh, ya. Pernah suatu kali aku minta Rizky mengantarku ke salon. Ternyata salon itu juga tempat mamanya biasa melakukan perawatan. Dan dia sering mengantar mamanya ke salon itu. Dari dulu sebenarnya sudah dekat, cuma enggak lihat saja,” canda Angel.
Sudah merasa klop, tunggu apa lagi? Pada 17 Mei 2010, cowok brondong ini mengutarakan perasaannya. “Nembaknya di mobil. Aku lagi menyetir, dia (Rizky) tiba-tiba menyanyikan lagu Armada, “mau dibawa kemana hubungan ini.” Lalu dia bertanya, “mau dibawa ke mana nih hubungan kita?” kenang Angel.
Biasa, bukan cewek namanya kalau jawabnya enggak pakai a-u-a-u. “Apa maksudnya nih eh, ah, eh, ah saja?” goda Rizky. Artinya iya, dong. Hehehe.
*sumber :http://www.tabloidbintang.com/berita/sosok/15895-cinta-beda-usia-angelica-faustina-rizky-treeji-alatas-enggak-ngaruh-kaleee.html*
Subscribe to:
Posts (Atom)