• Ciri - Ciri Interaksi Sosial
Menurut Tim Sosiologi , ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain:
a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu
• Faktor-faktor interaksi sosial
A. Imitasi
Imitasi
adalah suatu tindakan meniru orang lain. Imitasi atau perbuatan meniru
bisa dilakukan dalam bermacam-macam bentuk. Misalnya, gaya bicara,
tingkah laku, adat dan kebiasaan, pola pikir, serta apa saja yang
dimiliki atau dilakukan oleh seseorang.
Namun demikian, dorongan
seseorang untuk meniru orang lain tidaklah berjalan dengan sendirinya.
Perlu ada sikap menerima, sikap mengagumi, dan sikap menjunjung tinggi
apa yang akan diimitasi itu. Menurut Dr. A.M.J. Chorus, ada syarat yang
harus dipenuhi dalam mengimitasi, yaitu adanya minat atau perhatian
terhadap obyek atau subyek yang akan ditiru, serta adanya sikap
menghargai, mengagumi, dan memahami sesuatu yang akan ditiru. Contoh
imitasi terdapat pada kegiatan seorang anak melihat ayahnya menyetir
mobil. Tanpa diajari, anak itu berlari-lari sambil kedua tangannya
menirukan gerakan seolah-olah tengah menyetir mobil.
Imitasi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial.
Imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi norma-norma dan
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Contohnya, seorang anak akan
meniru orang dewasa menyeberang lewat jembatan penyeberangan. Namun
demikian, imitasi juga dapat mengakibatkan sesuatu yang negatif jika
tindakan yang ditiru adalah tindakan yang menyimpang dari nilai-nilai
dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Contohnya, seorang pemuda
meniru ayahnya yang mabuk atau seorang pelajar meniru temannya yang
membolos sekolah.
B. Sugesti
Sugesti berlangsung apabila seseorang
memberi pandangan atau sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang
lain. Biasanya, sugesti muncul ketika si penerima sedang dalam kondisi
yang tidak netral sehingga tidak dapat berpikir rasional. Segala anjuran
atau nasihat yang diberikan langsung diterima dan diyakini
kebenarannya. Pada umumnya, sugesti berasal dari hal-hal berikut.
1. Orang yang berwibawa, karismatik, atau punya pengaruh terhadap yang disugesti, misalnya orangtua, cendekiawan, atau ulama.
2. Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari yang disugesti, misalnya pejabat negara atau direktur perusahaan.
3.
Kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas. Misalnya dalam suatu
rapat OSIS, ada seorang yang berpendapat berbeda terhadap suatu masalah.
Tetapi karena semua teman-temannya setuju, maka ia pun mengubah
pendapatnya.
4. Reklame atau iklan di media massa. Contoh, iklan yang
menggambarkan suatu produk deterjen mampu menghilangkan noda dalam
hitungan detik dapat menggiring pendengar atau penonton untuk membeli
produk itu karena terpengaruh.
Terjadinya sugesti bukan hanya karena
faktor pemberi sugesti, tapi karena beberapa faktor yang ada di diri
orang yang diberi sugesti. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Terhambatnya daya berpikir kritis. Makin kurang kemampuan
orang mengkritisi sesuatu atau seseorang, makin mudah orang itu
menerima sugesti dari pihak lain. Daya kritis mengalami hambatan jika
individu yang terkena stimulus sedang dalam keadaan emosional. Misalnya,
orang yang tengah marah besar pada tetangganya akan mudah terprovokasi
untuk melakukan perkelahian fisik.
2. Kemampuan berpikir terpecah
belah (dissosiasi). Dissosiasi terjadi ketika orang sedang dilanda
kebingungan karena dihadapkan pada berbagai persoalan. Jika dalam
suasana yang demikian ada pandangan, saran, atau pendapat-pendapat
orang, ia akan dengan mudah menerimanya tanpa pikir panjang.
3. Orang
yang ragu-ragu dan pendapat yang searah. Orang yang dalam keadaan
ragu-ragu pada umumnya akan mudah tersugesti atau akan mudah menerima
pendapat atau saran dari pihak lain, apalagi pendapat itu searah
sehingga orang yang ragu-ragu itu tidak bisa berkomunikasi langsung
dengan pihak tersebut. Misalnya, pada kasus iklan deterjen sebenarnya
kita meragukan kebenaran iklan tersebut. Tetapi, karena kita melihat dan
mendengarnya setiap hari tanpa bisa bertanya tentang kebenarannya, kita
pun membelinya. Pada kasus tersebut, sugesti berfungsi untuk lebih
meyakinkan pendapat yang sudah ada, walaupun masih ada keraguan.
C. Identifikasi
Identifikasi
merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama
dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan). Identifikasi sifatnya
lebih mendalam dibandingkan imitasi karena dalam proses identifikasi,
kepribadian seseorang bisa terbentuk. Orang melakukan proses
identifikasi karena seringkali memerlukan tipe ideal tertentu dalam
hidupnya. Contoh identifikasi terdapat pada seorang anak yang
mengidolakan ayahnya. la berusaha mengidentifikasi dirinya seperti
ayahnya karena sikap, perilaku, dan nilai yang dimiliki oleh ayahnya
merupakan tipe yang ideal dan dapat berguna sebagai penuntun hidupnya.
Proses
identifikasi dapat berlangsung secara sengaja dan tidak sengaja.
Meskipun tanpa sengaja, orang yang mengidentifikasi tersebut benar-benar
mengenal orang yang ia identifikasi sehingga sikap atau pandangan yang
diidentifikasi benar-benar meresap ke dalam jiwanya. Contoh, biasanya
pemain bulu tangkis junior punya pemain idola. Setiap idolanya
bertanding, dia akan mengamati secara cermat bagaimana gaya dan strategi
bermain idolanya tersebut. Kemudian ia meniru dan yakin bisa menjadi
seperti idolanya.
D. Simpati
Simpati merupakan suatu proses di
mana seseorang merasa tertarik kepada pihak lain. Melalui proses
simpati, orang merasa dirinya seolah-olah berada dalam keadaan orang
lain dan merasakan apa yang dialami, dipikirkan, atau dirasakan orang
lain tersebut. Dalam proses ini, perasaan memegang peranan penting
walaupun alasan utamanya adalah rasa ingin memahami dan bekerja sama
dengan orang lain. Contoh, ketika ada tetangga yang sedang tertimpa
musibah, kita ikut merasakan kesedihannya dan berusaha untuk
membantunya. Pada umumnya, simpati lebih banyak terlihat pada hubungan
teman sebaya, hubungan ketetanggaan, atau hubungan pekerjaan.
E. Empati
Empati
merupakan simpati mendalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik
seseorang. Contohnya, seorang ibu akan merasa kesepian ketika anaknya
yang bersekolah di luar kota. Ia selalu rindu dan memikirkan anaknya
tersebut sehingga jatuh sakit. Contoh lain, seorang pria baru saja
menjenguk keluarganya yang mengalami kecelakaan. Orang tersebut kemudian
jatuh sakit karena selalu membayangkan dan memikirkan kejadian yang
menimpa keluarganya.
Faktor-faktor yang diuraikan di atas (imitasi,
sugesti, identifikasi, simpati, empati) merupakan faktor minimal yang
menjadi dasar proses interaksi sosial. Simpati, empati, dan identifikasi
lebih dalam pengaruhnya, namun prosesnya agak lambat jika dibandingkan
dengan sugesti dan imitasi. Sugesti dan imitasi pengaruhnya kurang
mendalam, namun prosesnya berlangsung cepat. Kelima faktor tersebut,
cenderung berasal dari satu pihak individu atau bersifat psikologis
Setidaknya
ada dua macam bentuk interaksi sosial sebagai wujud proses sosial dalam
kehidupan masyarakat. Dua bentukproses interaksi sosial, yaitu proses
asosiatif dan proses disosiatif.
1. Proses asosiatif
Proses
asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang dapat meningkatkan
hubungan solidaritas antarindividu. Kerjasama (cooperation)
Kerjasama
merupakan bentuk interaksi sosial yang utama. Kerjasama dimaksudkan
sebagai suatu usaha bersama antara perorangan atau kelompok manusia
untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerjasama ini semakin
menguat apabila ada tantangan dari luar kelompoknya. Kerjasama bisa
timbul jika terjadi hal-hal berikut.
1) Orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama.
2) Kedua belah pihak memiliki sumbangan atau kontribusi untuk memenuhi kepentingan mereka melalui kerjasama.
Kerjasama
merupakan bentuk proses sosial yang baik, tetapi bukan kerjasama dalam
hal yang negatif, seperti kerjasama ketika para siswa sedang melaku-kan
ulangan atau ujian. Apakah kamu melihat ada bentuk kerjasama yang lain
di lingkunganmu? Ada beberapa bentuk kerjasama untuk menyelesaikan
pekerjaan iru antara lain sebagai berikut.
1) Kerukunan
Kerukunan
adalah hidup berdampingan secara damai dan melakukan kerjasama secara
bersama-sama. Kerukunan dapat ditunjukkan dari kegiatan kerja bakti yang
dilakukan warga atau secara bergiliran melakukan ronda untuk menjaga
keamanan kampung. Kerukunan pada intinya mencakup gotong-royong dan
tolong-menolong.
2) Tawar-menawar (bargaining)
Tawar-menawar adalah bentuk perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
3) Kooptasi
Kooptasi
adalah kerjasama dalam bentuk mau menerima pendapat atau ide orang atau
kelompok lain. Hal itu diperlukan agar kerjasama dapat berlanjut dengan
baik.
4. Koalisi
Koalisi adalah bentuk kerjasama antara dua
organisasi atau lebih yang mempunyai kesamaan tujuan. Koalisi dilakukan
agar memperoleh hasil yang lebih besar.
5) Joint venture
Joint
venture adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh beberapa perusahaan.
Dengan joint venture diharapkan hasil atau keuntungan yang diperoleh
dari sebuah usaha akan lebih besar.
b. Akomodasi (accomodation)
Akomodasi
dipergunakan dalam dua arti, yaitu yang menunjuk pada suatu keadaan dan
yang menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada suatu
keadaan, berarti adanya suatu keseimbanga dalam interaksi di antara
orang-orang, yang kaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai
sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan sebagai suatu proses,
akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.
Akomodasi mempunyai tujuan sebagai berikut.
1) Mengurangi pertentangan.
2) Mencegah pertentangan untuk sementara.
3) Memungkinkan terjadinya kerjasama.
4) Mengusahakan peleburan antara kelompok sosia
Akomodasi
sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa
menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan
kepribadiannya. Ada beberapa bentuk akomodasi. Bentuk-bentuk akomodasi
tersebut antara lain sebagai berikut.
1) Paksaan (coercion)
Paksaan
merupakan bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya
unsuur paksaan. Paksaan merupakan bentuk akomodasi dengan salah satu
pihak berada dalam keadaan yang lemah dibandingkan dengan pihak lawan.
2) Kompromi
Kompromi
adalah bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling
mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap
perselisihan yang ada.
3) Penengah (arbitration)
Adanya penengah
(arbitration) atau pihak ketiga merupakan suatu cara unruk mencapai
kompromi apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapai
penyelesaian. Pertentangan diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih
oleh kedua belah pihak yang bertentangan.
4) Mediasi
Mediasi
menyerupai penengah. Pada mediasi hadirnya pihak ketiga hanya sebagai
penasihat belaka. Tugas pihak ketiga adalah memberi nasihat agar para
pihak yang bertikai menemukan penye¬lesaian untuk selanjutnya melakukan
perdamaian.
5) Konsilisasi
Konsilisasi adalah suatu usaha
mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi
tercapainya suatu tujuan bersama.
6) Kesabaran
Kesabaran suatu
bentuk akomodasi tanpa persetuju-an yang resmi. Pada usaha ini pihak
yang berselisih menyadari betapa berselisih itu tidak bermanfaat. Secara
perlahan-lahan perselisihan diharapkan akan hilang atau setidaknya
berkurang.
7) Terperangkap (skakmat)
Terperangkap hingga tak dapat
bergerak lagi adalah suatu bentuk akomodasi di mana dua pihak yang
sedang berselisih yang mempunyai kekuatan seimbang berhenti pada suatu
titik tertentu.
8) Keputusan pengadilan
Keputusan pengadilan
adalah penye¬lesaian perselisihan melalui jalan pengadilan. Hal ini
dilakukan karena kedua belah pihak mengalami kesulitan mencari jalan
damai.
c. Asimilasi
Asimilasi adalah penyesuaian sifat-sifat asli
yang dimiliki dengan sifat-sifat sekitar. Dalam hal prose? sosial,
asimilasi berkaitan dengan peleburan perbeda-an budaya. Proses asimilasi
bisa terj adi bila terdapat hal-hal berikut
1) Perbedaan kebudayaan kelompok-kelompok manusia.
2) Terjadi pergaulan secara langsung dan intensif.
3) Ada perubahan kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia dan saling menyesuaikan diri.
Beberapa
faktor yang mempermudah asimilasi adalah toleransi, sikap menghargai
orang asing, sikap terbuka yang dimiliki para pemimpin, per-samaan
unsur-unsur kebudayaan, dan kesempatan-kesempatan yang seimbang di
bidang ekonomi.
2. Proses disosiatif
Proses disosiatif adalah
bentuk interaksi sosial yang dapat merenggangkan hubungan solidaritas
antarindividu. Proses disosiatif meliputi persaingan, kontravensi, dan
konflik.
a. Persaingan (competition) Persaingan adalah proses sosial
dimana individu atau kelompok manusia bersaing mencari keuntungan
melalui suatu bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi
pusat perhatian umum, dengar. cara menarik perhatian publik atau
mem-pertajam prasangka yang ada, tanpa menggunakan ancaman atau
kekerasan. Beberapa bentuk persaingan antara lain persaingan ekonomi,
persaingan kebu¬dayaan, persaingan kedudukan dan peranan, serta
persaingan ras.
b. Kontravensi (contravention)
Pada hakikatnya
kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi adalah sikap
mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau unsur-unsur
kebudayaan £olongan tertentu, yang dapat berubah menjadi ^encian, tetapi
tidak sampai pada pertentangan pertikaian. Secara umum, bentuk
kontravensi meliputi penolakan, keengganan, perlawanan, per-buatan
menghalang-halangi, protes, dan mengecewa-kan rencana pihak lain.
c. Pertentangan/pertikaian (conflict)
hreraksi
sosial dalam bentuk pertentangan atau pertikaian terjadi jika
masing-masing pihak yang sedang mengadakan interaksi, tidak menemukan
kesepahaman mengenai sesuatu, kemudian berlanjut menjadi adu kekuatan,
lalu timbul adanya perten¬tangan atau pertikaian. Pertentangan atau
pertikaian tersebut dapat bersifat sementara atau terus-menerus.
an
apa yang disugestikannya tanpa berpikir lagi secara kritis dan
rasional. Sugesti terbentuk berasal dari orang-orang yang memiliki
wibawa, kekuasaan, maupun pengaruh besar, dalam lingkungan social.
Misalnya ulama, ketua adapt, cendikiawan, sesepuh kampung, dan
sebagainya.
Sugesti akan berlangsung cepat atau lambat dipengaruhi oleh hal-hal berikut :
a. Usia
b. Kemampuan intelektual
c. Keadaan fisik
d. Kepribadian
Orang untuk tersugesti diantaranya sebagai berikut :
a. Kurang bersikap kritis
b. Berpendidikan rendah
c.
Pemberi sugesti mempunyai otoritas. Contohnya nasihat ulama akan lebih
didengar dan dipatuhi dari pada nasihat tokoh intelektual.
d. Orang yang dalam keadaan ragu-ragu.
3. Identifikasi
4. Simpati
5. Empati
6. Motivasi
Kelas
sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status
sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat
karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang anggota
masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.
1. Pengertian Status Sosial
Setiap
individu dalam masyarakat memiliki status sosialnya masing-masing.
Status merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban
individu dalam tingkah lakunya. Status sosial sering pula disebut
sebagai kedudukan atau posisi, peringkat seseorang dalam kelompok
masyarakatnya. Pada semua sistem sosial, tentu terdapat berbagai macam
kedudukan atau status, seperti anak, isteri, suami, ketua RW, ketua RT,
Camat, Lurah, Kepala Sekolah, Guru dsbnya.
Dalam teori sosiologi,
unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah kedudukan (status)
dan peranan (role). Kedua unsur ini merupakan unsur baku dalam pelapisan
masyarakat. Kedudukan dan peranan seseorang atau kelompok memiliki arti
penting dalam suatu sistem sosial.
Apa itu sistem sosial ?
Sistem
sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dan tingkah
laku individu-individu dalam masyarakat dan hubungan antara individu
dan masyarakatnya. Status atau kedudukan adalah posisi seseorang dalam
suatu kelompok sosial atau kelompok masyarakat.
2. Cara Memperoleh Status.
Bagaimana cara individu memperoleh statusnya? Cara-cara memperoleh status atau kedudukan adalah sbb:
a. Ascribed Status adalah keuddukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Status ini sudah diperoleh sejak lahir.
Contoh: Jenis kelamin, gelar kebangsawanan, keturunan, dsb.
b.
Achieved Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan
disengaja. Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru,
dokter, insinyur, gubernur, camat, ketua OSIS dsb.
c. Assigned Status
merupakan kombinasi dari perolehan status secara otomatis dan status
melalui usaha. Status ini diperolah melalui penghargaan atau pemberian
dari pihak lain, atas jasa perjuangan sesuatu untuk kepentingan atau
kebutuhan masyarakat.
Contoh: gelar kepahlawanan, gelar pelajar teladan, penganugerahan Kalpataru dsb.
3. Akibat yang Ditimbulkan Status Sosial
Kadangkala
seseorang/individu dalam masyarakat memiliki dua atau lebih status yang
disandangnya secara bersamaan. Apabila status-status yang dimilikinya
tersebut berlawanan akan terjadi benturan atau pertentangan. Hal itulah
yang menyebabkan timbul apa yang dinamakan Konflik Status. Jadi akibat
yang ditimbulkan dari status sosial seseorang adalah timbulnya konflik
status.
Macam-macam Konflik Status:
a. Konflik Status bersifat Individual:
Konflik status yang dirasakan seseorang dalam batinnya sendiri.
Contoh: – Seorang wanita harus memilih sebagai wanita karier atau ibu rumah tangga
- Seorang anak harus memilih meneruskan kuliah atau bekerja.
b. Konflik Status Antar Individu:
Konflik status yang terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain, karena status yang dimilikinya.
Contoh: – perebutan warisan antara dua anak dalam keluarga
- Tono beramtem dengan Tomi gara-gara sepeda motor yang dipinjamnya dari kakak mereka.
c. Konflik Status Antar Kelompok:
Konflik kedudukan atau status yang terjadi antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
Contoh:
– Peraturan yang dikeluarkan satu departemen bertentangan dengan
peraturan departemen yang lain. DPU (Dinas Pekerjaan Umum) yang punya
tanggung jawab terhadap jalan-jalan raya, kadang terjadi konflik dengan
PLN (Perusahaan LIstrik Negara) yang melubangi jalan ketika membuat
jaringan listrik baru. Pada waktu membuat jaringan baru tersebut,
kadangkala pula berkonflik dengan TELKOM karena merusak jaringan telpon
dan dengan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) karena membocorkan pipa
air. Keempat Instansi tersebut akan saling berbenturan dalam
melaksanakan statusnya masing-masing.
4. Pengertian Peranan Sosial
a. Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan).
Apabila
seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan status
yang dimilikinya, maka ia telah menjalankan peranannya. Peranan adalah
tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan atau
status.
Antara kedudukan dan peranan tidak dapat dipisahkan. Tidak
ada peranan tanpa kedudukan. Kedudukan tidak berfungsi tanpa peranan,
Contoh:
- Dalam rumah tangga, tidak ada peranan Ayah jika seorang suami tidak mempunyai anak.
- Seseorang tidak bisa memberikan surat Tilang (bukti pelanggaran) kalau dia bukan polisi.
Peranan
merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang, karena dengan peranan
yang dimilikinya ia akan dapat mengatur perilaku dirinya dan orang
lain. Seseorang dapat memainkan beberapa peranan sekaligus pada saat
yang sama, seperti seorang wanita dapat mempunyai peranan sebagai
isteri, ibu, karyawan kantor sekaligus (lihat gambar 2).
Konflik
peranan timbul ketika seseorang harus memilih salah satu diantara
peranannya misalnya sebagai ibu atau sebagai karyawan kantor.
b. Konflik Peranan
Konflik
peranan timbul apabila seseorang harus memilih peranan dari dua atau
lebih status yang dimilikinya. Pada umumnya konflik peranan timbul
ketika seseorang dalam keadaan tertekan, karena merasa dirinya tidak
sesuai atau kurang mampu melaksakan peranan yang diberikan masyarakat
kepadanya. Akibatnya, ia tidak melaksanakan peranannya dengan
ideal/sempurna. Contoh: Ibu Tati sebagai seorang ibu dan guru di suatu
sekolah. Ketika puterinya sakit, ia harus memilih untuk masuk mengajar
atau mengantarkan anaknya ke dokter. Pada saat ia memutuskan membawa
anaknya ke dokter, dalam dirinya terjadi konflik karena pada saat yang
sama dia harus berperanan sebagai guru mengajar dikelas.
Pernahkah
Anda mengalami konflik peranan? Misalnya, saat Anda tertekan ketika
harus menjelaskan peranan anak dan siswa dalam waktu yang bersamaan?
Hanya Anda yang bisa menjawabnya!
4. Tiga Cakupan Peranan Sosia
Peranan sosial dapat mencakup tiga hal berikut:
1. Peranan meliputi norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.
Contoh
: Sebagai seorang pemimpin harus dapat menjadi panutan dan suri teladan
para anggotanya, karena dalam diri pemimpin tersebut tersandang
aturan/norma-norma yang sesuai dengan posisinya.
2. Peranan merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat.
Contoh
: seorang ulama, guru dan sebagainya, harus bijaksana, baik hati,
sabar, membimbing dan menjadi panutan bagi para muridnya.
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi truktur sosial masyarakat.
Contoh
: Suami, isteri, karyawan, pegawai negeri, dsb, merupakan peranperan
dalam masyarakat yang membentuk struktur/susunan masyarakat.
1. 5. Fungsi Peranan Sosial
Peranan memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang lain. Fungsi tersebut antara lain:
1. Peranan yang dimainkan seseorang dapat mempertahankan kelangsungan struktur masyarakat, seperti peran sebagai ayah atau ibu.
2.
Peranan yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk membantu
mereka yang tidak mampu dalam masyarakat. Tindakan individu tersebut
memerlukan pengorbanan, seperti peran dokter, perawat, pekerja sosial,
dsb.
3. Peranan yang dimainkan seseorang juga merupakan sarana
aktualisasi diri, seperti seorang lelaki sebagai suami/bapak, seorang
wanita sebagai isteri/ ibu, seorang seniman dengan karyanya, dsb
*Sumber :http://pajarilahi94.blogspot.com/2012/03/interaksi-sosial.html*
No comments:
Post a Comment